Category Archives: info kesehatan

Dampak Kecanduan Minuman Alkohol Pada Organ Hati

Dampak Kecanduan Minuman Alkohol Pada Organ Hati – Banyak orang yang tidak berpikir panjang saat menenggak minuman yang mengandung alkohol. Mungkin saja karena mereka memang menyukai minuman alkohol, atau mungkin saja karena pergaulan yang salah. Atau dengan alasan lainnya ingin menghilangkan stres atau meluapkan peliknya pada suatu masalah dalam hidup. Namun pada kenyataannya, minuman tersebut dianggap dapat menenangkan pikiran, akan tetapi malah akan mengalami banyak bahaya bagi kesehatan tubuh apabila dikonsumsi secara berlebihan, terutama akan mengganggu pada organ hati.

dampak kecanduan minuman alkohol pada organ hati

Hati adalah organ terbesar yang kedua pada tubuh manusia. Selain itu hati juga merupakan salah satu organ yang sangat penting selain otak. Hati yang berfungsi untuk memproses makanan atau minuman yang kita konsumsi, menyaring zat racun yang beredar pada darah, mengatur metabolisme gula, serta membantu untuk melawan berbagai infeksi. Proses ini akan mengalami gangguan jika terlalu banyak asupan lemak dalam hati. Bahkan pada kondisi yang normal dapat ditemukan dalam hati, tetapi jika jumlah lemak yang banyak dan mencapai sekitar 5-10% maka fungsi hati dapat terganggu.

Selain itu, hati juga merupakan salah satu organ yang dapat memperbaiki dan meregenerasi sel baru jika mengalami kerusakan, namin pada kebiasaan buruk yang terus menerus dan kronis, seperti mengkonsumsi alkohol, maka dapat menyebabkan kemampuan regenerasi hati yang terganggu sehingga akan timbul kerusakan hati yang cukup parah. Perlemakan hati atau juga bisa disebut dengan fatty liver merupakan kondisi yang sering ditemukan, akan tetapi gejala tersebut biasanya baru akan muncul saat penyakit mulai kronis.

Dampak Kecanduan Minuman Alkohol

Berikut ini adalah tahapan terjadinya kerusakan pada hati bagi yang memiliki kecanduan minuman alkohol, meliputi :

Perlemakan Hati

Perlemakan hati bisa dialami oleh orang yang sering mengkonsumsi minuman alkohol dengan jumlah yang banyak, meskipun hanya beberapa hari saja. Dengan mengkonsumsi minuman alkohol maka dapat memicu terjadinya penumpukkan lemak pada organ hati. Pada umumnya kondisi ini tidak akan melakukan pengobatan yang khusus karena kondisi hati akan kembali normal apabila berhenti mengkonsumsi minuman tersebut selama 14 hari. Kondisi ini tidak memiliki gejala, tetapi harus berhati-hati karena kondisi ini dapat berkembang menjadi peradangan hati atau hepatitis.

Hepatitis

Pada tahap selanjutnya, maka akan mengalami hepatitis. Pada kondisi ini dapat terjadi jika masih tetap mengkonsumsi minuman yang mengandung alkohol ketika kondisi hati telah dipenuhi oleh lemak. Sehingga akan menghasilkan kondisi hati yang meradang. Pada kondisi ini juga tidak memiliki gejala apapun. Selain itu, kondisi ini juga bisa sembuh jika menghentikan kebiasaan buruk untuk selama-lamanya. Meskipun tidak membahayakan, tetapi jangan dianggap remeh karena dapat mengancam jiwa. Apabila tidak berhenti mengkonsumsi minuman alkohol, maka akan berkembang bahkan dapat mengakibatkan gagal hati. Mengalami kegagalan fungsi hati dapat menyebabkan pembekuan darah menjadi terganggu, mengalami penyakit kuning, pendarahan dalam usus, bahkan koma.

| Artikel terkait : Obat Hepatitis

Sirosis

Untuk tahapan terakhir dari kondisi perlemakan hati adalah sirosis. Sirosis ini terdapat sel-sel hati yang telah rusak dan tidak bisa regenerasi kembali. Jika menghentikan konsumsi minuman alkohol, maka dapat mengembalikan fungsi sel hati yang telah mengalami rusak, namun hanya berfungsi agar kerusakan tidak meluas.

Tanda dan gejala fatty liver yang sudah parah

Dengan seiringnya perjalanan penyakit yang bertambah parah, maka dapat menimbulkan gejala lainnya, yaitu :

  • Pembengkakan pada perut dan kaki
  • Tampak kuning pada mata dan kulit
  • Demam menggigil
  • Gangguan pembekuan darah
  • Penurunan berat badan dan massa otot
  • Muntah darah
  • Koma

Cara Mengobati Perlemakan Hati Alkoholik

Untuk mengobati perlemakan hati alkoholik sebagai terapi utama yaitu berhenti mengkonsumsi minuman beralkohol, konsumsi nutrisi yang cukup dan istirahat total memang sangat efektif untuk mengurangi gejala. Kemungkinan akan diperlukan jika kerusakan hati sudah sampai pada tahap sirosis dan juga gejala yang tidak membaik dengan puasa alkohol. Baca juga : Definisi Penyakit Perlemakan Hati Non-Alkohol

Untuk berhenti mengkonsumsi minuman alkohol memang tidaklah mudah, bahkan sekitar 70% penderita kerusakan hati yang disebabkan oleh alkohol adalah seorang pecandu berat. Biasanya gejala Withdrawal atau sakau akan muncul dalam 48 jam pertama setelah berhenti minum alkohol, serta biasanya akan membaik dalam waktu 3 hingga 7 hari. Saat sudah berhenti minum, maka akan dibutuhkan terapi psikolog guna untuk tidak minum alkohol kembali bagi penderita. namun jika masih belum efektif, maka dokter pun akan memberikan beberapa resep obat untuk membantu supaya penderita tidak mengkonsumsi minuman alkohol lagi.

| Dampak Kecanduan Minuman Alkohol Pada Organ Hati

Bagaimana Cara Melakukan Diet Detox Untuk Organ Liver?

Hati adalah organ yang bekerja paling keras setelah jantung. Ternyata hati memiliki peran yang berbahaya, yaitu membersihkan darah dari bilirubin, anomia dan racun-racun lainnya. Anda perlu mendetoksifikasi hati secara berkala guna untuk menjaganya supaya bersih dari racun. Sehingga hidup akan menjadi sehat dengan hati yang sehat. Maka dari itu sangat perlu untuk melakukan detox diet untuk liver sangat membantu membersihkan hati secara alami.

bagaimana cara melakukan detox diet untuk liver

Hati yang bekerja setiap waktu untuk mendetoksifikasi darah, menghasilkan empedu untuk mencerna lemak, memecah hormon dan menyimpan vitamin, mineral dan zat besi yang penting. Fungsi utama dari hati yaitu membedakan nutrisi dan zat yang tidak berguna. Tetapi jika hati mengalami penyumbatan dan terbeban dengan racun, maka hati tidak akan berfungsi secara efektif untuk memproses nutrisi dan lemak, sehingga akan mengalami kondisi seperti :

  • Benjol di perut
  • Nyeri atau rasa yang tidak nyaman pada bagian hati (dibawah tulang rusuk bagian atas perut atas)
  • Lemak perut yang berlebih
  • Pengangkatan kandung empedu
  • Sulit untuk mencerna makanan yang berlemak
  • Asam lambung
  • Bercak pada kulit atau liver spots
  • Kepanasan pada tubuh dan keringat berlebih
  • Jerawat atau gagal pada kulit
  • Mengalami kenaikan berat badan dan sulit untuk menurunkan berat badan

Lalu bagaimana cara mendetoksifikasi liver?

Liver detox diet adalah diet sederhana yang mengeliminasi racun dan mengandung bahan-bahan alami tanpa adanya gula tambahan atau makanan olahan. Berikut ini ada beberapa langkah untuk melakukan liver detox diet, diantaranya :

  • Minum air putih

Air putih yang mengandung mineral lami apabila didapatkan dari sumber yang baik, dimana karbon dan juga partikl klorin sudah dihilangkan. Selain itu juga, adanya tambahan sedikit jus pada air untuk meningkatkan zat alkaki dan pembersih. Lemon dan buah sitrus lainnya memiliki kandungan vitamin C dan mineral yang tinggi, sehingga dapat meningkatkan fungsi tubuh dan proses pembersihan di bagian hati.

  • Makanan yang baik

Konsumsi makanan organik dan segar yang memiliki kandungan magnesium, klorofil, vitamin A dan C serta pada sayuran dan buah-buahan. Dari makanan tersebut akan memberikan nutrisi untuk hati dalam membersihkan dan menghasilkan darah untuk meningkatkan energi pada tubuh.

  • Hindari makanan lemak jahat

Hati yang berfungsi untuk menghasilkan empedu untuk memecah lemak. Maka dari itu, dipastikan untuk memperhatikan jenis lemak yang boleh dan tidak boleh dimakan selama diet. Sebaiknya hindari lemak hewani yang dapat menyebabkan peradangan yang bisa menyumbat arteri dan minyak sayuran seperti pada jagung dan kedelai. Selain itu juga, terdapat banyak pilihan seperti kelapa, almond, hemp, flax, chia, labu, biji bunga matahari, alpukat dan zaitun, yang merupakan sumber terbaik lemak.

  • Hindari minuman alkohol

Telah kita ketahui bahwa alkohol adalah zat yang berbahaya sehingga hati akan menggunakan banyak energi untuk mengeluarkan alkohol dari darah. Pada proses tersebut, tenaga metabolisme akan digunakan, sehingga dapat mengakibatkan pertambahan berat badan, lesu, lelah dan rasa kantuk.

Apabila Anda menyadari bahwa memiliki tanda dari hati yang tidak sehat, yuk mulai untuk liver detox diet supaya memiliki hati yang sehat. Karena hal ini termasuk untuk mengeliminasi makanan yang tinggi gula dan juga lemak, serta racun lainnya.

| Bagaimana Cara Melakukan Diet Detox Untuk Organ Liver?

Artikel terkait :

Benarkah Penderita Penyakit Liver Harus Menghindari Kayu Manis (Cinnamon) ?

Kayu manis atau Cinnamon adalah salah satu rempah-rempah yang banyak dimanfaatkan untuk pembuatan hidangan makanan ataupun minuman. Pada rempah-rempah ini biasanya dimanfaatkan sebagai pengganti gula dalam makanan. Tidak hanya itu, kayu manis juga dapat menyimpan manfaat bagi kesehatan tubuh. Akan tetapi, jika dikonsumsi terlalu banyak akan membahayakan pada organ hati (liver) dari salah satu kandungannya.

Benarkah Penderita Penyakit Liver Harus Menghindari Kayu Manis (Cinnamon)

Manfaat Kayu Manis

Kayu manis yang menyimpan berbagai bahan aktif yang bisa dimanfaatkan untuk kesehatan tubuh Anda, salah satunya yaitu flavonoid yang berperan sebagai antioksidan. Sehingga hal ini dapat membantu tubuh dalam melawan kerusakan sel akibat dari radikal bebas. Selain itu juga, cinnamon ini memiliki kandungan minyak esensial yang memberikan aroma serta memiliki sifat anti radang, antivirus dan antibakteri.

Dari kandungan tersebut, maka kayu manis sering dimanfaatkan untuk membantu menurunkan risiko berbagai penyakit. Hal ini telah dibuktikan dalam beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa cinnamon ini dapat menurunkan risiko penyakit jantung, diabetes, kanker dan juga penyakit neurodegeneratif.

Tetapi perlu diketahui juga bahwa, mengonsumsi kayu manis bisa membahayakan bagi beberapa orang. Berikut penjelasannya.

Cinnamon memang memiliki banyak manfaat, tetapi pada rempah-rempah tersebut juga memiliki risiko pada kesehatan tubuh jika dikonsumsi terlalu banyak. Kayu manis yang dapat menyebabkan reaksi alergi pada beberapa orang. Selain itu juga, pada minyak kayu manis yang dioleskan ke kulit dapat menyebabkan kulit menjadi kemerahan bahkan iritasi.

| Artikel terkait : Obat Penyakit Liver

Mengonsumsi cinnamon dengan jumlah yang tinggi juga dapat membahayakan seseorang yang mengidap penyakit liver. Hal ini disebabkan oleh adanya kandungan kumarin yang ada didalam kayu manis. Kumarin adalah agen antikoagulan yang dapat mempengaruhi pada kemampuan darah untuk menggumpal. Menurut salah satu penelitian yang diterbitkan oleh Journal of Agriculture and Food Chemistry, bagi orang yang sensitif terhadap kumarin, dengan mengonsumsi cinnamon dalam jumlah yang banyak dapat meningkatkan risikonya mengalami kerusakan pada organ hati (liver). Sehingga mengonsumsi kayu manis dengan jumlah yang banyak sangat tidak disarankan bagi orang yang memiliki gangguan liver.

Ada dua jenis kayu manis yang dapat ditemui, yaitu, kayu manis cassia dan ceylon. Dari kedua jenis kayu manis tersebut mangandung senyawa kumarin namun dengan jumlah yang berbeda. Kayu manis cassia atau yang dikenal sebagai kayu manis biasa ini mengandung kumarin dengan jumlah yang lebih banyak dibandingkan dengan kayu manis ceylon. Tetapi kedua jenis kayu manis tersebut tidak bisa dibedakan jika sudah dalam bentuk bubuk.

Lalu berapa banyak cinnamon untuk dikonsumsi supaya aman?

Biasanya cinnamon yang didapatkan dari makanan atau minuman masih dalam jumlah yang kecil sehingga tidak sampai bisa membahayakan pada kesehatan. Jadi Anda tidak perlu khawatir apabila mengonsumsi kayu manis yang terdapat pada makanan atau minuman. Akan tetapi, Anda juga harus mengetahui berapa banyak kayu manis yang aman untuk dikonsumsi. Disarankan untuk tidak lebih dari 2-4 gram setiap harinya. Hal ini tergantung dari kandungan kumarin dalam cinnamon tersebut.

Pada kayu manis jenis cassia yang mengandung kumarin akan lebih banyak disarankan supaya tidak dikonsumsi lebih dari 2 gram per harinya. Sedangkan pada kayu manis ceylon dapat Anda konsumsi hingga 4 gram per harinya.

Menurut penelitian yang diterbitkan dalam Jurnal Molecular Nutrition & Food Research tahun 2010, asupan kumarin masih dapat ditoleransi oleh tubuh sebesar 0,1 mg per kg berat badan per hari. Jika asupan kumarin lebih maka dapat menyebabkan keracunan hati dan kanker.

| Benarkah Penderita Penyakit Liver Harus Menghindari Kayu Manis (Cinnamon) ?

Baca juga :

Berbagai Penyebab Penyakit Kuning Pada Orang Dewasa

Penyakit kuning sering dikaitkan pada bayi baru lahir. Namun, apakah penyakit kuning dapat terjadi pada orang dewasa? Perlu diketahui, biasanya kulit dan pada bagian mata akan berubah menjadi warna kuning. Untuk lebih lengkapnya mari kita bahas mengenai penyakit kuning pada orang dewasa beserta penyebabnya.

penyebab penyakit kuning pada orang dewasa

Apa itu penyakit kuning?

Penyakit kuning atau yang disebut dengan Jaundice adalah suatu kondisi yang membuat kulit menjadi kuning. Bagian warna putih pada mata akan berubah menjadi kuning. Bahkan pada kasus yang sangat parah, warna putih pada mata juga akan berubah menjadi coklat atau orange. Biasanya penyakit kuning ini sering kali dialami oleh bayi baru lahir, akan tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa orang dewasa juga bisa mengalami kondisi tersebut.

Penyakit kuning yang disebabkan oleh suatu zat yang disebut dengan bilirubin yang berlebihan dalam darah dan jaringan tubuh. Bilirubin adalah pigmen kuning yang terbentuk dari sel darah merah yang mati di bagian hati. Normalnya, hati dapat menghilangkan bilirubin bersama dengan sel darah merah tua. Dengan kondisi apapaun yang dapat mengganggu pada perpindahan bilirubin dari darah ke bagian hati ataupun keluar dari tubuh maka dapat menyebabkan penyakit kuning.

Gejala Penyakit Kuning

Penyakit kuning dapat diindikasikan sebagai suatu maslaah yang cukup serius bagi fungsi sel darah putih, hati, pankreas atau kandung empedu. Selain terjadi perubahan pada mata dan kulit, ada tanda lainnya yaitu bisa berupa mengeluarkan urine berwarna gelap dan tinja berwarna pucat. Namun jika Anda merasa penyakit kuning disebabkan oleh penyakit hepatitis, maka Anda akan mengalami gejala lainnya seperti lemah dan mual

Akan tetapi, meskipun warna kulit berubah menjadi kuning, namun tidak semua kondisi tersebut yang mengacu pada perubahan yang dapat diidentifikasi sebagai penyakit kuning. Bahkan pada beberapa orang salah mendiagnosis saat mereka mengalami kulit yang berubah menjadi kuning. Berdasarkan salah satu penderita yang mengalami kondisi seperti ini, dan ketika seseorang mengidapnya, maka kemungkinan perubahan warna kuning tersebut ditemukan pada mata dan kulit yang secara bersamaan. Apabila Anda memiliki kulit kuning saja, mungkin kondisi tersebut disebabkan oleh kelebihan beta karoten pada sistem tubuh Anda.

Beta karoten merupakan kandungan antioksidan yang biasanya dapat ditemukan pada sayuran yang berwarna kuning atau orange seperti wortel, lebak dan ubi. Pada makanan yang terlalu banyak kandungan beta karoten dapat mengubah warna kulit hanya sementara, makan sayuran tersebut secara berlebihan tidak akan membuat Anda terkena penyakit kuning.

| Artikel terkait : Obat Penyakit Kuning

Penyebab Penyakit Kuning Pada Orang Dewasa

Hati yang mengalami kerusakan maka tidak dapat memproses bilirubin. Bilirubin tidak dapat masuk ke bagian pencernaan sehingga akan dibuang melalui buang air besar. Tetapi pada kasus lainnya, banyak bilirubin yang mencoba masuk ke bagian hati ketika bersamaan. Pada kondisi seperti ini maka dapat menyebabkan masalah kesehatan pada tubuh. Ada beberapa macam penyakit kuning, namun hal ini tergantung pada bagian tubuh yang terkena dampak dari pergerakan bilirubin tersebut. Berikut ini berbagai penyebab penyakit kuning pada orang dewasa :

Penyakit kuning pre-hepatik

Pada kondisi ini akan muncul saat terjadi infeksi yang akan mempercepat kerusakan sel darah merah. Pada kerusakan tersebut maka dapat menyebabkan peningkatkan bilirubin dalam darah, sehingga akan memicu pada penyakit kuning. Hal yang dapat menyebabkan penyakit kuning pre-hepatik yaitu :

  • Malaria – pada infeksi ini akan menyebar pada dalam tubuh
  • Anemia sel sabit – yaitu gangguan darah yang diturunkan dibagian sel darah merah yang berbentuk tidak normal. Bahkan thalassemia juga dapat memicu terjadinya penyakit kuning.
  • Sindrom Crigler-Najjar – yaitu sindrom genetik yang dimana tubuh kehilangan enzim yang dapat membantu memindahkan bilirubin dari darah.
  • Spherocytosis yang diturunkan – pada kondisi genetik seperti ini yang menyebabkan sel darah merah terbentuk tidak normal sehingga pada sel tersebut tidak akan bertahan lama.

Penyakit kuning post-hepatik

Pada kondisi ini biasanya dapat dipicu saat saluran empedu mengalami kerusakan, meradang atau terhambat. Sehingga mengakibatkan kandung empedu tidak akan mampu untuk memindahkan empedu ke bagian sistem pencernaan. Hal yang dapat menyebabkan kondisi tersebut meliputi :

  • Batu empedu – dapat menghalangi pada sistem saluran empedu kanker pankreas
  • Pankreatitis atau kanker kandung empedu – terjadinya peradangan pankreas yang dapat menyebabkan pankreatitis akut (berlangsung selama beberapa hari) atau pankreatitis kronis (berlangsung selama beberapa tahun)

Penyakit kuning intra-hepatik

Pada penyakit kuning ini terjadi saat ada permasalahan di bagian hati, seperti terjadinya kerusakan yang diakibatkan oleh adanya infeksi atau alkohol. Maka hal ini dapat mengganggu pada kemampuan organ hati untuk memproses bilirubin. Berikut ini kemungkinan yang akan terjadi penyebab dari penyakit ini, yaitu :

  • Virus hepatitis A, B, C
  • Penyakit hati (kerusakan hati) yang disebabkan oleh terlalu banyaknya minuman alkohol
  • Leptospirosis – infeksi ini akan menular melalui binatang seperti tikus
  • Demam glandular – infeksi yang disebabkan oleh adanya virus Epstein-Barr, artinya virus ini dapat ditemukan pada ludah orang yang telah terkena infeksi dan akan menyebar melalui ciuman, batuk, dan berbagai alat makanan yang tidak dicuci
  • Penyalahgunaan obat-obatan – seperti mengonsumsi paracetamol atau ekstasi secara berlebihan
  • Sindrom Gilbert – pada sindrom genetik umum ini yang dimana hati memiliki suatu masalah dalam mengurai bilirubin dalam tingkat yang normal
  • Primary biliary cirrhosis (PBC) – pada kondisi ini jarang ditemukan dan dapat menyebabkan kerusakan hati lebih lanjut
  • Kanker hati
  • Pemakaian zat secara berlebihan yang dapat menyebabkan kerusakan hati, seperti fenol (digunakan di tempat pembuatan plastik), karbon tetraklorida (seperti proses pendinginan)
  • Hepatitis autoimun – pada kondisi ini jarang terjadi yang dimana sistem kekebalan tubuh akan menyerang hati

Cara mendiagnosis penyakit kuning, Dokter pun akan memberikan tes bilirubin guna untuk mengetahui berapa jumlahnya yang ada didalam darah. Apabila seseorang mengalami penyakit kuning, tingkat bilirubin pun akan tinggi. Ada beberapa tes yang dapat dilakukan yaitu melakukan tes fungsi hati, complete blood count (CBC) yaitu dapat dilakukan untuk mengetahui apakah seseorang tersebut memang terbukti mengalami anemia hemolitik dan biopsi hati.

Sebenarnya penyakit kuning ini bukan termasuk ke dalam penyakit, tetapi merupakan gejala dari penyakit yang dialami. Maka untuk mengobatinya, Anda pun harus mengetahui akar dari kondisi tersebut. Apabila Anda mengidap penyakit hepatitis, maka kulit akan berubah dan cara mengtatasinya juga yaitu dengan mengobati penyakit hepatitis tersebut.

| Berbagai Penyebab Penyakit Kuning Pada Orang Dewasa

Rekomendasi Berbagai Jenis Vaksin Untuk Lansia

Pasalnya sistem imunitas tubuh akan semakin lemah dengan seiring bertambahnya usia. Hal ini menyebabkan para orang tua akan lebih rentan mengalami infeksi dan sakit. Vaksin atau imunisasi dapat menjadi cara yang tepat untuk mencegah para lansia tertular mengalami penyakit supaya bisa lebih produktif di masa senjanya. Karena tidak hanya pada anak-anak saja yang membutuhkan imunisasi, tetapi para lansia pun juga membutuhkannya. Apa saja sih vaksin yang dapat digunakan untuk para lansia? Simak selengkapnya dibawah ini.

rekomendasi berbagai jenis vaksin untuk lansia

Vaksin yang terbuat dari mikroba penyebab penyakit baik itu virus, bakteri, jamur, atau racun (tergantung dari jenis penyakit yang ingin dicegah) yang telah dilemahkan atau bahkan mati sehingga tidak akan menyebabkan penyakit.

Vaksin yang bekerja didalam tubuh akan meniru terjadinya infeksi penyakit tersebut untuk memicu sistem imun tubuh dalam membangun perlawanan terhadapnya. Hal ini akan membuat tubuh menjadi selalu siap pada serangan penyakit yang sebenarnya karena sudah mengenal osganisme mana yang berbahaya dan juga yang perlu untuk diberantas.

Berikut ini ada beberapa jenis vaksin yang direkomendasikan untuk para lansia :

1. Vaksin Flu

Ternyata flu juga bisa mematikan jika gejalanya terus dibiarkan. Sistem imun pada lansia yang sudah lebih lemah, sehingga flu akan lebih sulit lama untuk sembuhnya. Pada beberapa kondisi kesehatan tertentu seperti diabetes dan penyakit jantung juga akan melemah daya tahan tubuhnya, sehingga dapat memperburuk flu bahkan dapat menyebabkan suatu komplikasi seperti pneumonia.

Virus influenza dapat dicegah dengan melakukan vaksin flu yang dapat didapatkan sebanyak satu kali setiap tahunnya. Tubuh lansia juga membutuhkan waktu sekitar dua minggu untuk merespons vaksin dan juga membangun sistem kekebalan tubuhnya.

2. Vaksin Pneumococcal

Pada vaksin ini bertujuan untuk mencegah penyakit yang disebabkan oleh adanya infeksi bakteri yaitu Streptocossus pneumoniae atau yang disebut dengan kuman pneumokokus. Vaksin Pneumococcal yang berperan untuk mencegah pneumonia (infeksi paru-paru), meningitis (infeksi selaput otak dan sumsum tulang belakang), dan sepsis (infeksi darah).

Adanya penyakit akibat dari bakteri pneumokokus dapat menyebabkan ketulian, rusaknya otak, kehilangan anggota tubuh, bahkan kematian. Biasanya vaksin untuk lansia ini diberikan dalam dua tahaop, yaitu vaksin pneumokokus jenis konjugasi dan vaksin pneumokokus yang berjenis polisakarida.

3. Vaksin Hepatitis B

Hepatitis B adalah suatu infeksi virus yang menular dan bisa menyebabkan kerusakan pada organ hati. Vaksin hepatitis B ini memang dibutuhkan pada lansia karena organ hati dan fungsinya sudah mengalami penurunan akibat dari penuaan alami, sehingga akan membuatnya menjadi rentan mengalami infeksi virus.

| Artikel terkait : Obat Hepatitis

Seorang lansia yang juga rentan tertular penyakit hepatitis B akan sudah lebih dulu memiliki penyakit hemofilia, diabetes, ginjal, dan penyakit lainnya yang dapat menyebabkan daya tahan tubuh menjadi melemah. Pada umumnya vaksin hepatitis B ini sudah diberikan sejak bayi sebanyak tiga atau empat rangkaian suntukan selama enam bulan. Tetapi jika anda tidak yakin bahwa anda sudah mendapatkan vaksin ini atau belum, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter untuk mendapatkan vaksin lagi.

4. Vaksin Herpes Zoster

Vaksin herpes zoster akan terjadi jika seseorang yang sudah pernah mengalami cacar air di masa mudanya. Virus cacar air ini akan terus berdiam dalam tubuh selama bertahun-tahun, bahkan akan kambuh di kemudian hari dalam versi cacar ular alias herpes zoster, setelah Anda sembuh. Perlu diketahui bahwa cacar air atau cacar ular (herpes zoster) ternyata sama-sama disebabkan oleh satu virus yaitu Varicella virus.

Virus ini akan terus bertambah dengan seiring kekebalan tubuh pada lansia menjadi lemah. Pada umumnya komplikasi yang akan terjadi pada penyakit ini adalah neuralgia postherpetik yang ditandai dengan rasa nyeri kronis selama berbulan-bulan setelah kondisi herpes zoster akut. Maka itu sebabnya lansia juga perlu mendapatkan vaksin herpes zoster jika belum pernah mendapatkannya. Dan vaksin ini diberikan kepada orang yang telah memasuki usia kurang lebih 50 hingga 60 tahun, baik dalam keadaan sehat maupun sedang mengalami herpes zoster sekalipun. Kemanjuran pada vaksin ini akan bertahan selama kurang lebih 5 tahun.

| Rekomendasi Berbagai Jenis Vaksin Untuk Lansia

Baca juga :

Pemeriksaan SGOT dan SGPT Bagi Penderita Gangguan Hati

Salah satu pemeriksaan medis yang dilakukan yaitu saat seseorang telah mengalami gangguan fungsi hati adalah dengan melakukan tes darah SGOT dan SGPT. Lalu apa yang dimaksud dengan cara pemeriksaan tersebut?

Pemeriksaan SGOT dan SGPT memang berkaitan dengan kesehatan organ hati atau liver. Hal itu biasanya saat seseorang telah mengalami gangguan penyakit hati, maka dokter pun akan menganjurkan tes tersebut.

pemeriksaan sgot dan sgpt bagi penderita gangguan hati

Apa yang dimaksud dengan SGOT dan SGPT?

SGOT (Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase) merupakan enzim yang biasanya ditemukan pada organ hati (liver), otot, jantung, ginjal dan juga otak. Sedangkan SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaminase) adalah enzim yang banyak terdapat didalam hati, meskipun ada dalam beberapa organ lain, tetapi ada dalam jumlah yang sedikit. Dari kedua enzim tersebut memiliki peran yang sama yaitu dapat membantu mencerna protein didalam tubuh.

Dalam pemeriksaan tersebut akan dilakukan dengan cara mengambil darah pasien. Pada orang yang sehat, dari kedua enzim tersebut biasanya akan terlihat normal. Berikut ini batas normal yang seharusnya dimiliki, yaitu :

  • SGOT : 5-40 µ/L (mikro per liter)
  • SGPT : 7-56 µ/L (mikro per liter)

Perlu diketahui bahwa batas normal SGOT dan SGPT berbeda-beda, dan hal ini tergantung pada setiap teknik dan juga prosedur yang ada saat hasil tes darah yang telah diteliti. Untuk itu, Anda dapat melihat angka normal yang biasanya tertera pada hasil tes darah. Karena dari hasil tersebut, laboratorium akan memberitahukan angka batas normal yang digunakan dan apakah SGOT dan SGPT normal atau tidak.

Penyebab nilai SGOT dan SGPT mengalami peningkatan

Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan nilai SGOT dan SGPT mengalami peningkatan, dan berikut ini merupakan penyebab yang paling umum, diantaranya :

| Artikel terkait : Obat Hepatitis

Selain itu terdapat gangguan kesehatan lainnya yang dapat menyebabkan kondisi seperti ini, diantaranya :

  • Penyakit celiac
  • Penyakit hepatitis yang disebabkan oleh autoimun
  • Terdapat gangguan pada fungsi tiroid
  • Kelebihan zat besi dalam tubuh
  • Irritable bowel syndrome

Apa yang terjadi jika hasil dari SGOT dan SGPT tinggi?

Saat dalam keadaan yang normal, maka SGOT dan SGPT berada didalam sel-sel organ terutama pada bagian sel hati. Ketika organ hati mengalami kerusakan maka kedua enzim tersebut akan keluar dari sel kemudian akan masuk ke dalam pembuluh darah. Sehingga hal ini akan membuat SGOT dan SGPT mengalami peningkatan didalam tubuh.

SGOT yang tidak berada didalam organ hati, jadi saat kadar enzim mengalami peningkatan, maka bukan berarti hanya pada organ hati saja. Sama halnya dengan kadar enzim SGPT meningkat, meskipun kedua enzim ini paling banyak ditemukan di organ hati.

Jika telah diketahui tes darah memang meningkat dan bahkan tidak normal, maka kemungkinan besar akan mengalami gangguan pada fungsi hati. Dan apabila telah terjadi gangguan pada hati, maka akan dilakukan tes darah lainnya yang terkait dengan fungsi hati, seperti :

  • Bilirubin, berfungsi untuk mengetes apakah zat kuning yang ada dalam darah (bilirubin) normal atau tidak.
  • Tingkat albumin, berfungsi untuk apakah tingkat albumin (protein) tubuh normal atau tidak.
  • Tes waktu protombin, merupakan waktu yang dibutuhkan dalam pembekuan darah.

| Pemeriksaan SGOT dan SGPT Bagi Penderita Gangguan Hati

Cara Berkembangnya Hepatitis B Menjadi Kanker Hati Primer

Adanya infeksi hepatitis kronis yaitu penyebab dari 80% kanker hati primer yang terjadi, dan 500.000 jiwa diantaranya mengalami meninggal pada setiap tahunnya akibat dari penyakit kanker yang mematikan. Bahkan hingga saat ini, hanya 10% dari penderita penyakit kanker hati primer dapat bertahan hidup hingga 5 tahun.

Saat ini sudah ditemukan jenis vaksin yang efektif untuk melawan penyakit hepatitis B. Vaksin hepatitis B adalah vaksin pertama yang disebut dengan vaksin anti kanker, karena vaksin tersebut dapat menanggulangi hepatitis B yang sama artinya dengan menanggulangi kanker hati primer yang disebabkan oleh penyakit hepatitis B. Selain itu juga sudah tersedia terapi yang paling efektif untuk mengontrol dan juga membantu pada penderita penyakit hepatitis B kronis supaya terhindar dari kanker hati. Namun vaksin ini tidak dapat membantu untuk melindungi kanker hati yang disebabkan oleh penyakit hepatitis C kronis.

cara berkembangnya hepatitis b menjadi kanker hati primer

Apa yang dimaksud dengan kanker hati primer?

Kanker hati memiliki 2 jenis kanker, yaitu kanker hati primer dan kanker hati sekunder. Kanker hati primer adalah kanker hati yang berasal dari hati, dan sering disebut dengan Hepatocellular Carcinoma (HCC). Sedangkan kanker hati sekunder adalah jenis kanker hati yang berasal dari organ tubuh lain, yang kemudian menyebar ke organ hati. Ternyata di seluruh dunia, kanker hati primer berada di urutan ketiga sebagai penyakit kanker yang paling banyak menyebabkan kasus kematian.

Bagaimana penyakit hepatitis B bisa menyebabkan kanker hati primer?

Seseorang yang telah terinfeksi virus hepatitis B kronis akan sangat mudah terserang penyakit kanker hati. Orang-orang yang sudah terinfeksi hepatitis B akan beresiko lebih besar terserang kanker hati dibandingkan dengan orang yang tidak terinfeksi hepatitis B. Hal ini dapat terjadi karena virus hepatitis B akan secara langsung bahkan terus-menerus menyerang hati, dengan seiring berjalannya waktu maka dapat menyebabkan kerusakan pada organ hati sehingga menyebabkan kanker hati.

Resiko terserang penyakit kanker hati akibat mengidap hepatitis B kronis akan semakin meningkat jika penderita sudah berumur atau memang telah terdiagnosis mengidap sirosis hati. Meskipun kanker hati biasanya terjadi setelah sirosis hati muncul, tetapi bukan berarti sirosis hanya merupakan pemicu terserangnya kanker hati tersebut. Dan ternyata kanker hati juga tetap bisa terjadi tanpa adanya penyakit sirosis hati.

| Artikel terkait : Obat Hepatitis

Resiko penyakit ini akan semakin tinggi jika penderita memiliki riwayat keluarga yang terserang kanker hati, karena tingginya DNA virus hepatitis B yang terus menyerang, dan bercampur dengan infeksi lainnya seperti hepatitis C atau bahkan HIV, selain itu juga karena dari gaya hidup yang tidak baik seperti sering mengonsumsi minuman alkohol dan merokok. Dari beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa obesitas dan diabetes juga menjadi pemicu terjadinya kanker hati. Perlu diketahui juga bahwa kanker hati lebih sering terjadi pada pria dibandingkan dengan wanita, pada ras serta etnis manapun.

Gejala Kanker Hati

Kanker hati atau yang sering disebut dengan “Silent Killer” karena penderita akan biasa terlihat sehat tanpa gejala masalah kesehatan yang sudah hampr mencapai stadium akhir. Terkadang sebesar atau sekecil apapun ukuran dari tumor di hati tidak akan dapat terdeteksi akibat dari posisi hati yang terlindung oleh tubuh rusuk sehingga penderita tidak akan merasakan sakit.

Bahkan rasa sakit jarang terjadi hingga ukuran tumor benar-benar sudah besar. Saat ukuran tumor sudah besar dan juga disertai dengan fungsi hati yang akan mulai rusak, maka gejala-gejala itu akan mulai muncul pada kanker stadium akhir. Seperti kehilangan nafsu makan, lemas, berat badan menurun, sakit perut, mata dan kulit berwarna kuning, serta perut menjadi bengkak.

Apakah kanker hati diharuskan untuk melakukan screening?

Kanker hati yang akan membunuh secara perlahan-lahan. Maka dari itu bagi penderita hepatitis B sangat dianjurkan untuk melakukan screening kanker hati yaitu melakukan cek rutin medis. Terlebih bagi penderita hepatitis B kronis, screening kanker hati sangatlah penting karena kanker hati bisa menyerang tanpa adanya gejala-gejala muncul sirosis hati sebelumnya. Dengan semakin dini terdeteksi kanker hati, maka akan semakin banyak pilihan dari pengobatan yang dapat diambil sehingga akan membantu untuk meningkatkan bertahan hidup.

Screening kanker hati bisa dilakukan dengan cara tes darah guna untuk mengetahui kadar alpha-fetoprotein (AFP) sebanyak 6 bulan sekali dan melakukan USG setiap 2 bulan sekali dalam setahun.

Lalu bagaimana cara mengobati penyakit kanker hati?

Melakukan pengobatan kanker hati lebih sulit dibandingkan dengan jenis kanker lainnya, hal tersebut dikarenakan biasanya kanker hati disertai dengan kerusakan hati yang disebabkan oleh adanya serangan virus hepatitis B. Para penderita diharuskan untuk menyeimbangkan resiko gagal hati, berbagai macam pilihan pengobatan, serta dampak dari pengobatan itu sendiri. Pengobatan yang sudah ada saat ini termasuk pada operasi, kemoterapi, serta obat yang dapat dikonsumsi secara oral. Sedangkan transplantasi hati adalah pilihan yang terakhir jika tumor kanker tersebut sudah tidak bisa lagi dilakukan dengan operasi.

| Cara Berkembangnya Hepatitis B Menjadi Kanker Hati Primer

Benarkah Pria Yang Menderita Hepatitis B Beresiko Tidak Subur?

Hepatitis B adalah salah satu masalah pada kesehatan tubuh. Menurut data yang menunjukkan bahwa pada saat ini terdapat jutaan orang yang pernah atau terserang virus hepatitis B. Akibat dari penyakit ini bukan hanya buruk pada kesehatan hati saja, tetapi juga pada kesuburan bagi pria. Apakah benar pria pengidap hepatitis B beresiko pria tidak subur?

benarkah pria yang menderita hepatitis b beresiko tidak subur

Apa yang menyebabkan pria menjadi tidak subur akibat penyakit hepatitis B?

Saat virus hepatitis B menyerang pada organ hati (liver), maka ada berbagai gejala yang akan terjadi, seperti gejala yang paling umum terjadi pada hepatitis B yaitu demam, mual, muntah-muntah, serta terjadinya perubahan warna kulit dan mata menjadi menguning.

Sedikit orang yang mengetahui jika dampak dari hepatitis B ternyata dapat menyerang pada kesuburan pria. Akan tetapi, masih belum banyak orang yang mengetahui bahwa virus tersebut juga dapat menyerang pada sel sperma dan juga organ reproduksi pria.

  • Dapat merusak pada tempat pembuatan energi di sel sperma

Sama halnya seperti pada sel-sel tubuh lainnya, sel sperma juga membutuhkan energi bertujuan untuk membuatnya berenang dan bergerak dengan cepat. Ketika virus sudah memasuki kedalam tubuh, maka virus akan langsung merusak pada tempat pembuatan energi di dalam sel tersebut. Maka hal ini akan membuat sperma menjadi tidak mendapatkan energi yang cukup untuk melakukan pergerakan mencapai sel telur, sehingga peluang untuk terjadinya pembuahan menjadi semakin kecil.

| Artikel terkait : Obat Hepatitis

  • Dapat memicu kematian pada sel sperma

Menurut beberapa penelitian yang telah dilakukan bahwa dampak dari penyakit hepatitis B pada sistem reproduksi pria dapat memicu pada sel sperma sehingga dapat merusak dirinya sendiri bahkan terjadi kematian. Para ahli juga menduga hal ini dapat terjadi karena virus hepatitis B dapat menimbulkan radikal bebas sehingga akan mampu merusak pada sel sperma.

Efek samping penyakit hepatitis B terhadap sperma

Terdapat beberapa hal yang dapat terjadi akibat dari efek samping penyakit hepatitis B terhadap sperma, diantaranya :

  • Volume air mani

Perlu diketahui bahwa didalam sekali ejakulasi, volume air mani yang normal yaitu minimal 1,5 mililiter. Sedangkan pada penyakit hepatitis B ini dapat menurunkan volume cairan tersebut sehingga akan mengganggu pada proses reproduksi yang optimal. Air mani memiliki beberapa macam enzim yang berperan untuk membantu sperma dalam melakukan pembuahan pada sel telur. Apabila volume cairan tersebut berkurang, maka kesempatan untuk terjadi pembuahan akan semakin kecil.

  • Jumlah sel sperma

Karena terdapat infeksi virus hepatitis B maka akan membuat sel-sel sperma menjadi mati. Hal ini tentu saja akan menurunkan jumlah sel sperma yang dapat dihasilkan oleh pria ketika melakukan ejakulasi. Sehingga akan mengakibatkan yang mungkin terjadi pembuahan pada sel telur juga akan berkurang.

  • Bentuk sperma

Adanya infeksi virus hepatitis B juga dapat mempengaruhi pada bentuk normal sel sperma, salah satunya yaitu akibat dari gen sperma yang dirusak oleh virus hepatitis. Padahal sebenarnya bentuk sperma telah dirancang sedemikian rupa supaya mampu untuk bergerak dan bertahan hidup sehingga proses pembuahan pun akan terjadi.

  • Ketahanan sel sperma

Normalnya sel sperma memiliki waktu yang cukup lama untuk bertahan hidup. Pada kemampuan ini dirancang supaya sperma mampu untuk hidup lebih lama, sehingga akan membuahi sel telur. Tetapi pada virus hepatitis ini akan memproduksi racun yang akhirnya akan membuat pada kemampuan sperma menjadi berkurang.

Maka dari itu bagi pria usia subur yang pernah mengalami penyakit hepatitis B atau yang sedang terinfeksi penyakit hepatitis B sebaiknya jangan khawatir secara berlebihan. Karena tidak semua pria yang mengidap penyakit hepatitis B ini akan mengalami kurang subur.

Tubuh manusia yang diciptakan dengan sedemikian canggih sehingga akan memiliki pertahanan terhadap benda asing berlapis-lapis. Oleh karena itu harus diimbangi efek negatif infeksi hepatitis B dengan cara meningkatkan daya tahan tubuh seperti dengan melakukan aktivitas olahraga serta mengonsumsi makanan yang bergizi.

| Benarkah Pria Yang Menderita Hepatitis B Beresiko Tidak Subur?

Bolehkah Ibu Yang Menderita Hepatitis Menyusui Bayi?

ASI merupakan makanan bayi yang paling baik dikonsumsi, selama kurang lebih 2 tahun pertamanya. ASI yang memiliki berbagai kandungan zat gizi yang sangat diperlukan oleh sang anak guna untuk menunjang tumbuh kembang serta terdapat zat antibodi di dalam ASI tersebut, sehingga akan membuat bayi menjadi terlindungi dari berbagai zat asing, bakteri serta virus. Tetapi bagaimana saat ASI yang seharusnya melindungi dan juga menjaga bayi terdapat suatu penyakit infeksi yang malah menjadi perantara virus antara ia dan ibunya? Apakah aman ibu yang menderita penyakit hepatitis menyusui bayinya?

bolehkah ibu yang menderita hepatitis menyusui bayi

Apakah penyakit hepatitis akan menular melalui ASI?

Hepatitis adalah salah satu penyakit infeksi yang bersifat menular. Penyakit hepatitis ini lebih terkena di Indonesia dengan nama penyakit kuning, hal tersebut dikarenakan memiliki salah satu gejala tubuh dan kulit menjadi menguning. Penyakit hepatitis memiliki berbagai jenis, tergantung dari proses penularannya dan tingkat keparahannya. Hepatitis memiliki 5 jenis hepatitis yaitu A, B, C, D, dan E. Dari semua penyakit hepatitis tersebut memiliki cara penularannya sendiri. Pada hepatitis A dan E ditularkan dengan melalui fecal-oral, sedangkan pada hepatitis B dan C cara penularannya hampir sama dengan penyakit HIV/AIDS yakni dengan melalui pertukaran suatu cairan didalam tubuh seperti darah dan air liur. Hepatitis yang mungkin ditularkan yaitu hepatitis A, B dan C.

Maka dari itu, bagi ibu yang menderita penyakit hepatitis kemungkinan bisa menularkan virus hepatitis tersebut pada anaknya dengan melalui berbagai hal termasuk menyusui.

| Artikel terkait : Obat Hepatitis

Menyusui ketika mengidap penyakit hepatitis A

Hepatitis A merupakan jenis penyakit hepatitis yang paling sering terjadi dan dapat menular dengan melalui kontaminasi makanan, air minum, serta dari orang ke orang. Pada penyakit ini ditandai dengan timbulnya gejala kehilangan nafsu makan, mual, muntah, demam, dan penyakit kuning. Sebenarnya bayi baru lahir jarang mengidap hepatitis. Selain itu juga, penyakit hepatitis A jarang menjadi akut dan fatal, serta tidak bisa menjadi penyakit yang kronis.

Pada umumnya, sang ibu bisa memberikan ASI pada bayi dan tidak perlu khawatir terjadi penularan, karena hepatitis A tidak menular dengan melalui ASI dan tidak ditemukan virus hepatitis A didalam ASI.

Menyusui ketika mengidap penyakit hepatitis B

Hepatitis B merupakan jenis penyakit hepatitis yang bisa ditularkan dengan melalui kontak seksual, sama halnya seperti pada penyakit HIV/AIDS. Pada seorang bayi baru lahir bisa saja terkontaminasi dengan virus hepatitis B yang disebabkan terkena darah ibu yang terkontaminasi saat ia lahir. Tanda-tanda yang muncul yaitu kulit dan mata akan berubah menjadi menguning, kehilangan nafsu makan, mual dan muntah, serta campak. Penyakit hepatitis B ini dapat berkembang menjadi penyakit yang kronis bahkan dapat mengakibatkan gangguan pada hati yang lebih parah seperti sirosis dan kanker hati.

Hepatitis B ini berbeda dengan hepatitis A, yang telah terbukti didalam ASI. Bayi dapat terlindungi dari adanya virus hepatitis B apabila bayi telah diberikan vaksinasi hepatitis B. Karena vaksin tersebut akan lebih baik diberikan ketika setelah bayi dilahirkan, sehingga akan melindungi bayi yang memang beresiko terkena penyakit hepatitis B atau tidak.

Apabila sang ibu telah positif menderita penyakit hepatitis B, maka diharuskan untuk segera memberikan vaksin hepatitis B pada anak 12 jam pertama setelah kelahiran, lalu saat bayi yang berusia 1 atau 2 bulan dan berusia 6 bulan. Ketika bayi sudah berusia 9 hingga 18 bulan, maka diharuskan pemeriksaan lagi pada dokter guna untuk menangani apakah terkena virus hepatitis B positif.

Menyusui ketika mengidap penyakit hepatitis C

Berbeda dengan jenis penyakit hepatitis lainnya. Pada penyakit hepatitis C ini akan menimbulkan gejala apapun. Pada beberapa kasus yang telah terjadi, gejala yang timbul hanya datang lalu menghilang. Rata-rata sekitar dari penderita 50% penderita hepatitis C adalah orang yang pernah mengalami atau memiliki riwayat penyakit sirosis atau penyakit hati kronis lainnya. Virus hepatitis C yang tertular dengan cara melalui kontak cairan tubuh yang mengalami penyakit hepatitis C. Melakukan aktivitas seksual, pemakaian obat-obatan terlarang yang menjadi sarana penularan hepatitis C, dan menggunakan jarum secara bergantian.

Seorang ibu yang mengalami penyakit hepatitis C, tidak akan ditemukan virus hepatitis C didalam ASI. Akan tetapi Centers for Disease Control Prevention telah menganjurkan bahwa untuk berhenti memberhentikan ASI apabila puting pada ibu telah mengalami luka atau berdarah. Karena hal tersebut dikhawatirkan virus hepatitis C dapat menular dengan melalui darah.

Related post :

| Bolehkah Ibu Yang Menderita Hepatitis Menyusui Bayi?

Mengenal Jenis-jenis Penyakit Hati Keturunan

Hati merupakan organ tubuh yang sangat penting karena memiliki banyak fungsi. Mulai dari metabolisme lemak, membuang racun, melawan infeksi, pembekuan darah dan fungsi lainnya.

Terdapat dua jenis penyakit hati turunan yang paling umum terjadi, yaitu Hemokromatosis dan Alpha-1 Antitrypsin. Apabila dokter telah mendiagnosis seseorang memiliki salah satu penyakit hati turunan tersebut, maka sebaiknya diharuskan untuk mempelajari lebih lanjut mengenai penyakit ini. Saat sudah memiliki pengetahuan tentang penyakit ini, maka Anda dapat melakukan pengontrolan serta bisa lebih memotivasi diri dalam proses pengobatan dan juga dalam membantu orang lain untuk mencegah terkena resiko penyakit turunan ini.

Untuk lebih lengkapnya, mari kita bahas mengenai jenis-jenis penyakit hati turunan berikut ini.

mengenal jenis penyakit hati keturunan

Apa itu Hemokromatosis?

Hemokromatosis adalah suatu penyakit yang dimana zat besi dikumpulkan didalam hati dan organ lainnya. Pada penyakit ini merupakan salah satu penyakit turunan yang paling umum. Jika salah satu anggota keluarga mengalami penyakit ini, maka anggota keluarga lainnya juga akan beresiko mengalami penyakit turunan ini. Morbiditas akan mencapai satu dalam setiap 200 orang memiliki penyakit turunan hemokromatosis.

Bentuk sekunder hemokromatosis tidak genetik disebabkan oleh adanya penyakit lain, seperti thalassemia, kelainanpada darah genetik yang dapat menyebabkan anemia. Zat besi yang berlebih terkait dengan hemokromatosis akan lebih sering mempengaruhi pada pria dibandingkan wanita. Karena wanita mengalami kehilangan darah dengan melalui menstruasi, dan tidak mungkin menunjukkan tanda-tanda kelebihan zat besi hingga setelah masa menopause. Hal itu berarti bahwa pada pria akan beresiko lebih tinggi mengalami penyakit ini.

Tanda-tanda hemokromatosis

  • Penyakit hati
  • Kelelahan
  • Nyeri sendi
  • Penurunan berat badan tanpa sebab
  • Sakit perut
  • Penggelapan kulit sering disebut sebagai “bronzing”
  • Kehilangan gairah seksual

Selain itu, seseorang yang mengalami hemokromatosis juga memiliki tanda-tanda penyakit diabetes dan penyakit jantung serta dapat mengalami perkembangan penyakit hati, sirosis, atrofi testis dan infertilitas.

| Artikel terkait : Obat Hepatitis

Bagaimana cara mendiagnosis hemokromatosis dan cara pengobatannya?

Jika seseorang telah didiagnosis mengalami penyakit hemokromatosis maka hal yang harus dilakukan yaitu melakukan tes darah guna untuk mencari kelebihan zat besi didalam darah. Apabila telah ditemukan kelebihan zat besi, maka tes darah genetik (tes DNA hemokromatosis) dapat dilakukan. Tes genetik juga dapat digunakan untuk memeriksa anggota keluarga yang telah diduga memiliki tes genetik positif. Tujuannya yaitu untuk menghilangkan kelebihan zat besi dari tubuh, serta dapat mengurangi gejala atau komplikasi yang telah dihasilkan dari penyakit tersebut.

Kelebihan zat besi akan dihilangkan dari tubuh dengan prosedur yang disebut phlebotomy. Selama prosedur tersebut dilakukan, satu setengah liter darah akan dikeluarkan dari dalam tubuh setiap minggu dalam jangka waktu hingga dua sampai tiga tahun sampai penumpukan besi berkurang. Setelah pengobatan ini dilakukan, maka phlebotomies akan berkurang.

Untuk menjaga supaya kadar zat besi tetap rendah, maka sebaiknya hindari zat besi yang sering ditemukan didalam vitamin. Apabila memiliki hemokromatosis, maka dokter atau ahli gizi dapat membuat diet yang tepat. Selain itu juga harus menghindari minuman alkohol. Apabila seseorang telah mengalami penyakit sirosis, maka akan lebih tinggi mengalami kanker hati, yang akibatnya diharuskan untuk melakukan skrining guna untuk kanker yang akan dilakukan secara teratur.

Lalu apa itu Alpha-1 Antitrypsin?

Pada jenis penyakit turunan ini, protein hati yang mengalami signifikan dikenal sebagai alpha-1 antitrypsin yang dapat mengalami kekurangan ataupun berada pada tingkat yang rendah dari jumlah normal didalam darah. Seseorang yang memiliki alpha-1 antitrypsin maka mampu menghasilkan protein ini, akan tetapi pada penyakit ini proses pencegahannya akan memasuki pada aliran darah sehingga akhirnya akan terakumulasi didalam hati.

Alpha-1 antitrypsin mengandung protein guna untuk melindungi organ paru-paru yang mengalami kerusakan akibat dari enzim alami. Saat tingkat protein yang terlalu rendah atau tidak, maka paru-paru akan mengalami rusak sehingga dapat menyebabkan kesulitan untuk bernafas serta tidak sedikit orang yang berakhir dengan kondisi emfisema, bahkan dapat beresiko terkena penyakit sirosis.

Gejala Alpha-1 Antitrypsin

Seseorang yang mengalami penyakit hati turunan Alpha-1 Antitrypsin akan merasakan sesak nafas atau mengi, karena itu gejala pertama yang Anda rasakan yaitu pada organ paru-paru. Selain itu akan mengalami penurunan berat badan secara drastis dan dada berbentuk tong, yang pada umumnya terkait dengan kemunculan emfisema. Ketika penyakit berlangsung, maka gejala tertentu dari emfisema atau sirosis yaitu meliputi :

  • Batuk kronis
  • Kelelahan
  • Pembengkakan pada pergelangan kaki dan kaki
  • Penyakit kuning
  • Cairan di perut (ascites)

Cara Mendiagnosis kekurangan Alpha-1 Antitrypsin dan cara mengobatinya

Seseorang yang mengalami beberapa tanda-tanda fisik seperti dada berbentuk tong atau masalah pada pernafasan, dokter pun mungkin akan menduga bahwa Anda mengalami penyakit Alpha-1 Antitrypsin. Dokter akan memberikan saran untuk melakukan tes darah.

Salah satu pengobatan yang dapat dilakukan yaitu dengan cara mengganti protein dalam aliran darah, karena tidak ada pengobatan yang pasti untuk menyembuhkan penyakit tersebut. Selain itu juga untuk mengobati penyakit tersebut harus melibatkan pengobatan terhadap komplikasi seperti emfisema dan sirosis, karena ini termasuk pada antibiotik guna untuk memerangi pada infeksi pernafasan, menghirup obat supaya dapat bernafas lebih mudah dan mengurangi pada penumpukan cairan didalam perut.

Sebaiknya Anda harus menghindari minuman alkohol, berhenti merokok, serta konsumsi makanan yang sehat. Sehingga dari semua kebiasaan tersebut maka dapat membantu dalam menjaga gejala dan juga komplikasi supaya tidak menjadi lebih parah.

Telah kita ketahui bahwa penyakit ini dapat mempengaruhi pada organ paru-paru serta akan lebih rentan terhadap infeksi pernafasan. Oleh karena itu, dokter akan menyarankan untuk melakukan vaksinasi flu dan pneumonia guna untuk membantu dalam mencegah infeksi tersebut.

Apakah penyakit hati turunan ini sangat berbahaya?

Dengan melalkukan perawatan yang tepat, maka biasanya hemokromatosis dan kekurangan alpha-1 tidak akan fatal. Tetapi suatu komplikasi yang terkait dengan penyakit ini dapat menyebabkan kondisi yang fatal. Sehingga hal ini sangat penting bagi orang-orang yang memiliki penyakit hati turunan ini untuk melakukan hal-hal yang dapat membuat mereka supaya tetap sehat.

| Mengenal Jenis-jenis Penyakit Hati Keturunan