Monthly Archives: January 2018

Inilah Tips Berhenti Merokok Untuk Penderita Kanker Hati

Menurut penelitian, hampir 50% dari 125 kasus terjadinya kanker hati disebabkan oleh kebiasaan merokok. Hal ini menunjukkan bahwa merokok akan meningkatkan resiko pada kanker hati. Meskipun fakta tersebut, masih terdapat kesulitan untuk berhenti melakukan aktivitas merokok. Maka dari itu, terdapat beberapa tips yang dapat membantu untuk Anda yang ingin berhenti merokok khususnya bagi penderita kanker hati.

tips berhenti merokok bagi penderita kanker hati

Tips Berhenti Merokok

  • Membuat alasan pribadi

Untuk mendapatkan motivasi, maka Anda diperlukan untuk membuat alasan pribadi yang kuat dan bertujuan untuk berhenti merokok. Anda dapat memulainya dengan cara membuat daftar alasan mengapa Anda ingin berhenti merokok. Serta usahakan juga untuk mengingat alasan tersebut seperti untuk mencegah keluarga menjadi perokok pasif, menurunkan resiko penyakit jantung, paru-paru dan kondisi lainnya. Sehingga dari berbagai alasan tersebut akan cukup efektif dalam membantu Anda untuk berhenti merokok.

  • Ubahlah jenis minuman

Pada umumnya, minuman alkohol biasa dikonsumsi secara bersamaan dengan rokok. Meskipun kopi dan teh juga membuat rokok menjadi terasa lebih enak. Alih-alih minuman alkohol maupun minuman yang dapat mengundang hasrat merokok, maka pilihlah menjadi air mineral dan jus. Pada jenis minuman ini sangat baik bagi kesehatan bahkan dapat membatasi alkohol. Namun bagi Anda yang terbiasa merokok setelah makan, maka lakukan kegiatan tersebut pada pengalihan lain seperti menyikat gigi, mengunyah permen karet sebagai cara alternatif.

  • Aktif bergerak

Menurut studi ilmiah menunjukkan bahwa dengan melakukan olahraga maka dapat mengurangi rasa ketagihan dan dapat memicu otak untuk menghasilkan kandungan senyawa anti-craving alias anti-ngidam. Dengan itu Anda dapat memulainya dari gerakan-gerakan kecil seperti berjalan kaki atau melakukan peregangan dalam beberapa waktu saja. Keinginan untuk merokok bisa berkurang saat melakukan olahraga ringan seperti berjalan-jalan. Pada langkah tersebut juga dapat membantu untuk mencegah terjadinya kenaikan berat badan saat berhenti merokok.

| Artikel terkait : Obat Hepatitis

  • Hindari berbagai produk tembakau

Hindari sesuatu yang berbau asap dengan cara mencuci pakaian Anda. Karena pasalnya pada langkah ini sangat berguna untuk menghindari berbagai hasrat yang ingin menghisap tembakau.

  • Minta dukungan keluarga dan orang sekitar

Dengan meminta dukungan ataupun dorongan pada keluarga maupun orang-orang yang ada di sekeliling Anda dalam rencana untuk berhenti merokok merupakan sesuatu yang baik, sehingga akan mendapatkan dukungan serta saling membantu dalam memerangi kecanduan merokok.

  • Biarkan tangan dan mulut sesibuk mungkin

Nicotine replacement therapy (NRT) seperti nicotine patch, permen karet, tablet, lozenges atau semprotan hidung yang dapat melipatgandakan peluang supaya berhasil pada rencana berhenti merokok. Anda dapat menggunakan produk seperti inhalator atau e-cigarettes.

Selain mencegah kanker hati, maka tindakan untuk berhenti merokok juga dapat memperbaiki pada kondisi kesehatan tubuh secara keseluruhan. Jika langkah-langkah diatas masih kesulitan untuk berhenti, tidak ada salahnya untuk berkonsultasi pada dokter supaya mendapat saran yang lebih lanjut.

| Inilah Tips Berhenti Merokok Untuk Penderita Kanker Hati

Pengertian Hepatitis Alkoholik dan Cara Pengobatannya

Apa itu hepatitis alkoholik?

Hepatitis alkoholik adalah terjadinya peradangan hati yang diakibatkan oleh minuman alkohol. Penyakit tersebut dapat berkembang menjadi sirosis jika penderita terus mengonsumsi minuman alkohol. Sirosis yang kemungkinan tidak dapat disembuhkan. Ketika seseorang mengalami sirosis, maka pada jaringan hati yang normal akan menjadi rusak dan tergantikan oleh jaringan parut. Maka lambat laun organ hati akan berhenti dan tidak berfungsi lagi. Hepatitis alkoholik termasuk penyakit yang serius dan dapat berujung pada kematian.

Pada umumnya penyakit hepatitis alkoholik terjadi pada orang-orang yang telah berusia diatas 30 tahun serta sering mengonsumsi minuman alkohol secara berlebihan dan dalam jangka waktu yang panjang. Lebih dari 35% bagi peminum berat akan terjangkit penyakit hepatitis alkoholik. Tetapi tidak semua peminum berat akan mengalami hepatitis alkoholik, karena pada penyakit ini juga bisa terjadi pada orang yang mengonsumsi alkohol sekadarnya.

pengertian hepatitis alkoholik dan pengobatannya

Penyebab Hepatitis Alkoholik

Hepatitis alkoholik terjadi ketika hati yang rusak oleh alkohol yang telah dikonsumsi. Alkohol yang dapat menimbulkan kerusakan hati pada pencandu minuman alkohol yang belum diketahui secara jelas. Pada proses pemecahan etanol merupakan alkohol yang terkandung kedalam bir, anggur dan juga minuman keras yang dapat menghasilkan bahan kimia beracun seperti asetaldehida. Dari bahan kimia tersebut dapat memicu peradangan sehingga menghancurkan pada sel-sel hati. Kemudian pada jaringan hati yang sehat akan digantikan oleh jaringan parut yang ditimbulkan akibat dari luka peradangan. Maka hal tersebut akan mengganggu pada kemampuan hati supaya berfungsi dengan baik. Pembentukan jaringan parut yang merupakan rusaknya irreversible atau yang disebut dengan sirosis merupakan tahap akhir dari hepatitis alkoholik.

Ada 3 jenis rusaknya organ hati yang disebabkan oleh alkohol, yaitu :

  • Pengumpulan lemak (fatty liver)
  • Peradangan (hepatitis alkoholik)
  • Pembentukan jaringan parut (sirosis)

Tanda-tanda Hepatitis Alkoholik

Tanda-tanda atau gejala penyakit hepatitis alkoholik dapat menyerupai gejala hepatitis. Gejala yang terjadi seperti ruam, sakit pada persendian, dan flu. Alkohol yang juga dapat membuat tubuh kekurangan gizi. Akan tetapi pada gejala yang terjadi kemungkinan tidak akan muncul kecuali ketika hati mengalami rusak yang sudah parah.

Dengan seiringnya perkembangan penyakit yang lebih parah, biasanya gejala yang muncul biasanya termasuk pada penyakit kuning, feses yang berubah warna menjadi pucat, urine berwarna gelap, gatal-gatal, demam tinggi, terjadinya pembengkakan abdomen yang diakibatkan oleh suatu cairan, kembung, gangguan pada saraf, bahkan mengalami koma.

| Artikel terkait : Obat Hepatitis

Lalu bagaimana cara pengobatan yang harus dilakukan?

Ada cara mudah untuk membantu dalam mengobati hepatitis alkoholik, diantaranya :

1. Berhenti minum alkohol

Apabila seseorang telah didiagnosa menderita hepatitis alkoholik, maka diharuskan untuk berhenti mengonsumsi alkohol. Cara ini merupakan satu-satunya untuk menghentikan rusaknya hati atau untuk mencegah berkembangnya penyakit menjadi lebih parah. Apabila terus menerus minum alkohol maka kemungkinan akan mengalami komplikasi yang cukup serius.

Apabila seseorang sudah ketergantungan dengan alkohol dan ingin berhenti mengonsumsinya, maka pihak dokter dapat merekomendasikan suatu terapi yang disesuaikan dengan kondisi ketergantungan, seperti konseling, obat-obatan, dan lainnya.

2. Terapi untuk malnutrisi

Dokter yang mungkin akan menyarankan diet khusus guna untuk memperbaiki kondisi kekurangan gizi yang dapat terjadi pada orang yang menderita penyakit hepatitis alkoholik. Selain itu, dokter juga dapat merujuk ahli gizi yang dapat membantu dalam menilai pola makan serta menyarankan dalam perubahan untuk meningkatkan vitamin dan juga nutrisi.

3. Obat untuk mengurangi peradangan hati

Seseorang yang menderita penyakit hepatitis alkoholik dapat bisa mempertimbangkan pada pengobatan jangka pendek dengan obat-obatan guna untuk mengurangi peradangan hati.

4. Transplantasi hati

Jika pada fungsi hati mengalami gangguan, satu-satunya yang menjadi pilihan bagi sebagian orang yaitu melakukan transplantasi hati. Meskipun pengobatan transplantasi hati sering berhasil, tetapi jumlah orang yang membutuhkan hati jauh melebihi pada jumlah organ yang tersedia.

Pada beberapa pusat kesehatan mungkin enggan akan melakukan transplantasi hati pada penderita hepatitis alkoholik dikarenakan pada sebagian besar akan kembali mengonsumsi minuman keras setelah melakukan operasi.

| Pengertian Hepatitis Alkoholik dan Cara Pengobatannya

Hepatitis D – Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya

Hepatitis D adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya infeksi virus hepatitis D atau yang disebut dengan Delta Virus. Virus ini akan mengakibatkan terjadinya radang sendi pada bagian hati. Infeksi hepatitis D bisa terjadi sebagai co-infeksi, yang artinya dapat terjadi bersamaan dengan infeksi hepatitis B. Pada virus ini merupakan salah satu dari beberapa jenis virus hepatitis yang menyebabkan peradangan dan juga bisa mempengaruhi pada kemampuan hati untuk berfungsi.

hepatitis d

Hepatitis D merupakan salah satu jenis penyakit dari 5 jenis hepatitis, yaitu hepatitis A, B, C, D, dan E. Pada setiap penyakit hepatitis memiliki metode serta gejala yang berbeda-beda. Tetapi untuk hepatitis D, penyakit ini akan membutuhkan virus hepatitis B untuk menjangkiti sel hati. Pada penularannya dapat ditempuhi dengan dua cara, yaitu infeksi yang bersamaan dengan cara simultan hepatitis B dengan hepatitis D (koinfeksi), dan infeksi virus hepatitis D pada individu yang telah mengalami infeksi hepatitis B sebelumnya (superinfeksi).

Hepatitis D dapat menimbulkan penyakit akut ataupun kronis. Untuk hepatitis D akut akan terjadi secara tiba-toba dan dapat menimbulkan gejala yang lebih hebat dibandingkan dengan hepatitis D kronis. Apabila infeksi hepatitis D terjadi selama 6 bulan atau lebih, maka infeksi yang terjadi termasuk infeksi kronis. Gejala yang akan timbul akan bertambah parah secara perlahan. Biasanya virus akan menetap di tubuh selama beberapa bulan sebelum terjadi gejala yang pertama muncul. Sehingga semakin lama infeksi hepatitis D terjadi, maka akan beresiko terjadi komplikasi yang diakibatkan penyakit menjadi semakin tinggi.

Gejala Hepatitis D

Gejala hepatitis D dapat serupa dengan gejala hepatitis B, sehingga akan sulit bagi dokter untuk menentukan diagnosis penyakit dari gejala yang terjadi pada seseorang. Pada umumnya gejala HDV akan muncul terjadi seperti :

  • Hilangnya nafsu makan
  • Mual dan muntah
  • Rasa lelah
  • Nyeri pada bagian hati (sisi kanan atas perut)
  • Nyeri pada otot dan sendi
  • Kulit dan mata berubah menjadi kuning
  • Urine berubah menjadi gelap

Pada seseorang yang terinfeksi HDV pada waktu dewasa, maka bisa dipulihkan sebelumnya, meskipun terdapat tanda-tanda yang bersifat parah.

| Artikel terkait : Obat Hepatitis

Lalu apa penyebab dari hepatitis D?

HDV yang ditularkan dengan melalui suntikan jarum seperti narkoba atau medis yang tidak steril atau atau dipakai secara bersamaan. Pada virus ini dapat ditularkan dengan melaui paparan darah atau caian tubuh lainnya yang sudah terinfeksi, seperti urine, air mani, sekresi vagina, darah dan persalinan (ibu yang mengidap hepatitis D pada bayi baru lahir).

Tetapi perlu diingat bahwa, seseorang yang terkena penyakit hepatitis D apabila telah menderita penyakit hepatitis B sebelumnya. Jika terinfeksi HDV dan HBV pada saat bersamaan. Menurut salah seorang peneliti, sekitar 5% penderita hepatitis B akan terkena hepatitis D.

Ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan resiko seseorang terkena hepatitis D, diantaranya :

  • Menderita hepatitis B.
  • Seringnya menerima transfusi darah.
  • Melakukan hubungan seks sesama jenis, terutama pria.
  • Menggunakan obat-obatan terlarang yang melalui jarum suntik, seperti heroin.

Diagnosis penyakit hepatitis D

Untuk memastikan diagnosis penyakit hepatitis D, maka biasanya dokter menyarankan untuk melakukan tes darah guna untuk mendeteksi keberadaan virus hepatitis dalam tubuh, dan apakah terdapat antibodi di dalam tubuh. Sehingga tes darah dapat membantu untuk memulai pengobatan ataupun menganjurkan perubahan gaya hidup yang bisa memperlambat pada proses kerusakan hati.

Apakah hepatitis D dapat diobati?

Sampai sekarang masih belum ada pengobatan yang dapat memuaskan untuk hepatitis D. Namun melakukan diagnosis dini sangat penting untuk mencegah terjadinya kerusakan hati. Interferon-alpha merupakan satu-satunya obat yang dapat menunjukkan efek terapi pada penyakit tersebut. Pengobatan dengan menggunakan interferon dilakukan dengan cara menyuntikkan pada setiap minggu dan juga dapat berlangsung selama kurang lebih 12 hingga 18 bulan. Tetapi meskipun demikian, terkadang setelah melakukan pengobatan selesai, maka penderita dapat memberikan hasil positif pada pengetesan virus HDV. Selanjutnya untuk pendekatan akhir guna untuk menghilangkan hepatitis D yaitu dengan menghilangkan hepatitis B. Apabila hepatitis B masih positif, maka hepatitis D masih infeksius.

Pencegahan Hepatitis D

Melakukan pencegahan hepatitis D adalah dengan cara mencegah terjadinya hepatitis B. Untuk menghindari terjadinya penyakit hepatitis B, maka dapat dilakukan dengan melakukan langkah-langkah pencegahan yaitu sebagai berikut :

1. Lakukan vaksinasi. Pada orang dewasa yang beresiko tinggi terkena penyakit hepatitis D harus melakukan vaksinasi. Biasanya vaksinasi akan diberikan dalam rangkaian tiga suntikan per enam bulan. Serta pastikan juga harus menggunakan jarum steril setiap melakukan penyuntikkan obat.

2. Berhati-hati ketika melakukan tato dan tindik pada tubuh. Jika berniat untuk ditindik atau di tato, pastikan peralatannya steril.

3. Gunakan kondom jika melakukan hubungan seksual, kecuali jika anda yakin bahwa pasangan tidak mengalami infeksi hepatitis atau infeksi menular seksual lainnya.

| Hepatitis D – Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya

Definisi Tes Viral Load Hepatitis yang Perlu Anda Ketahui

Apabila Anda sedang menjalani pengobatan infeksi virus hepatitis C (HCV), maka dokter akan memantau dengan dengan melalui tes viral load. Viral load merupakan jumlah virus tertentu yang terdapat didalam darah. Untuk informasi lebih lengkap, simak dibawah ini.

tes viral load hepatitis

Apa itu tes viral load?

Viral load hepatitis adalah jumlah dari partikel virus hepatitis yang terdapat dalam per 1 ml/1cc volume darah. Dalam sejumlah partikel virus tersebut merupakan salinan genetik virus yang beredar pada seluruh tubuh. Adanya jumlah virus didalam darah bisa bervariasi pada setiap orangnya yang terkena infeksi, tetapi hal ini bukanlah indikator prognostik yang dapat membantu dan tidak mengukur pada tingkat keparahan penyakit hati akibat virus. Dengan melakukan tes viral load tersebut, maka bisa digunakan untuk memantau pada tingkat keberhasilan dari pengobatan hepatitis yang telah dilakukan dan menjadi suatu keputusan perawatan kesehatan dimasa depan.

Kapan tes viral load diperlukan?

Setelah memulai pengobatan, maka dokter akan menganjurkan tes lanjutan guna untuk mengevaluasi pada pengobatan yang sedang dijalani. Selain itu juga, tidak diperlukan untuk melakukan tes ulang karena viral load tidak memberikan informasi mengenai gejala dan juga fungsi hati. Namun pada tes hati lainnya seperti biopsi maka bisa memberikan informasi tersebut.

| Artikel terkait : Obat Hepatitis

Lalu siapa saja yang harus melakukan tes viral load?

Terdapat beberapa kelompok yang lebih rentan mengalami infeksi HCV, seperti :

  • Anak yang terlahir dari ibu yang positif HCV
  • Pasien dialisis (cuci darah)
  • Orang yang terkena kontak darah seseorang yang terinfeksi hepatitis C

Viral load dapat memberikan hasil “tidak terdeteksi”, yang artinya memiliki istilah berbeda dengan kata “negatif”, tergantung dari tes yang digunakan. Apabila hasilnya negatif yaitu mungkin tidak terdapat virus hepatitis C didalam darah. Tetapi bisa juga terdapat virus hepatitis C, namun dengan jumlah yang sangat rendah dari batas deteksi tes tersebut, sehingga disebut dengan tidak terdeteksi.

Baca juga :

Sedangkan jika hasil dari tes positif, dan lab juga menentukan jumlah virus didalam darah, maka sangat penting untuk mencatat tidak hanya pada jumlah virus tetapi jga satuan yang menyertainya. Pada beberapa infeksi lainnya, jika semakin tinggi viral load, maka akan semakin parah juga penyakit yang diderita, bahkan tidak berlaku pada hepatitis C. Viral load didalam hepatitis C tidak akan memiliki kaitannya pada tingkat keparahannya. Akan tetapi viral load tersebut akan menunjukkan seberapa efektifkah dari pengobatan tersebut. Jika semakin rendah viral load, maka akan semakin tinggi peluang pada pengobatan Anda.

| Definisi Tes Viral Load Hepatitis yang Perlu Anda Ketahui