Benarkah Pria Yang Menderita Hepatitis B Beresiko Tidak Subur?

Hepatitis B adalah salah satu masalah pada kesehatan tubuh. Menurut data yang menunjukkan bahwa pada saat ini terdapat jutaan orang yang pernah atau terserang virus hepatitis B. Akibat dari penyakit ini bukan hanya buruk pada kesehatan hati saja, tetapi juga pada kesuburan bagi pria. Apakah benar pria pengidap hepatitis B beresiko pria tidak subur?

benarkah pria yang menderita hepatitis b beresiko tidak subur

Apa yang menyebabkan pria menjadi tidak subur akibat penyakit hepatitis B?

Saat virus hepatitis B menyerang pada organ hati (liver), maka ada berbagai gejala yang akan terjadi, seperti gejala yang paling umum terjadi pada hepatitis B yaitu demam, mual, muntah-muntah, serta terjadinya perubahan warna kulit dan mata menjadi menguning.

Sedikit orang yang mengetahui jika dampak dari hepatitis B ternyata dapat menyerang pada kesuburan pria. Akan tetapi, masih belum banyak orang yang mengetahui bahwa virus tersebut juga dapat menyerang pada sel sperma dan juga organ reproduksi pria.

  • Dapat merusak pada tempat pembuatan energi di sel sperma

Sama halnya seperti pada sel-sel tubuh lainnya, sel sperma juga membutuhkan energi bertujuan untuk membuatnya berenang dan bergerak dengan cepat. Ketika virus sudah memasuki kedalam tubuh, maka virus akan langsung merusak pada tempat pembuatan energi di dalam sel tersebut. Maka hal ini akan membuat sperma menjadi tidak mendapatkan energi yang cukup untuk melakukan pergerakan mencapai sel telur, sehingga peluang untuk terjadinya pembuahan menjadi semakin kecil.

| Artikel terkait : Obat Hepatitis

  • Dapat memicu kematian pada sel sperma

Menurut beberapa penelitian yang telah dilakukan bahwa dampak dari penyakit hepatitis B pada sistem reproduksi pria dapat memicu pada sel sperma sehingga dapat merusak dirinya sendiri bahkan terjadi kematian. Para ahli juga menduga hal ini dapat terjadi karena virus hepatitis B dapat menimbulkan radikal bebas sehingga akan mampu merusak pada sel sperma.

Efek samping penyakit hepatitis B terhadap sperma

Terdapat beberapa hal yang dapat terjadi akibat dari efek samping penyakit hepatitis B terhadap sperma, diantaranya :

  • Volume air mani

Perlu diketahui bahwa didalam sekali ejakulasi, volume air mani yang normal yaitu minimal 1,5 mililiter. Sedangkan pada penyakit hepatitis B ini dapat menurunkan volume cairan tersebut sehingga akan mengganggu pada proses reproduksi yang optimal. Air mani memiliki beberapa macam enzim yang berperan untuk membantu sperma dalam melakukan pembuahan pada sel telur. Apabila volume cairan tersebut berkurang, maka kesempatan untuk terjadi pembuahan akan semakin kecil.

  • Jumlah sel sperma

Karena terdapat infeksi virus hepatitis B maka akan membuat sel-sel sperma menjadi mati. Hal ini tentu saja akan menurunkan jumlah sel sperma yang dapat dihasilkan oleh pria ketika melakukan ejakulasi. Sehingga akan mengakibatkan yang mungkin terjadi pembuahan pada sel telur juga akan berkurang.

  • Bentuk sperma

Adanya infeksi virus hepatitis B juga dapat mempengaruhi pada bentuk normal sel sperma, salah satunya yaitu akibat dari gen sperma yang dirusak oleh virus hepatitis. Padahal sebenarnya bentuk sperma telah dirancang sedemikian rupa supaya mampu untuk bergerak dan bertahan hidup sehingga proses pembuahan pun akan terjadi.

  • Ketahanan sel sperma

Normalnya sel sperma memiliki waktu yang cukup lama untuk bertahan hidup. Pada kemampuan ini dirancang supaya sperma mampu untuk hidup lebih lama, sehingga akan membuahi sel telur. Tetapi pada virus hepatitis ini akan memproduksi racun yang akhirnya akan membuat pada kemampuan sperma menjadi berkurang.

Maka dari itu bagi pria usia subur yang pernah mengalami penyakit hepatitis B atau yang sedang terinfeksi penyakit hepatitis B sebaiknya jangan khawatir secara berlebihan. Karena tidak semua pria yang mengidap penyakit hepatitis B ini akan mengalami kurang subur.

Tubuh manusia yang diciptakan dengan sedemikian canggih sehingga akan memiliki pertahanan terhadap benda asing berlapis-lapis. Oleh karena itu harus diimbangi efek negatif infeksi hepatitis B dengan cara meningkatkan daya tahan tubuh seperti dengan melakukan aktivitas olahraga serta mengonsumsi makanan yang bergizi.

| Benarkah Pria Yang Menderita Hepatitis B Beresiko Tidak Subur?

Bolehkah Ibu Yang Menderita Hepatitis Menyusui Bayi?

ASI merupakan makanan bayi yang paling baik dikonsumsi, selama kurang lebih 2 tahun pertamanya. ASI yang memiliki berbagai kandungan zat gizi yang sangat diperlukan oleh sang anak guna untuk menunjang tumbuh kembang serta terdapat zat antibodi di dalam ASI tersebut, sehingga akan membuat bayi menjadi terlindungi dari berbagai zat asing, bakteri serta virus. Tetapi bagaimana saat ASI yang seharusnya melindungi dan juga menjaga bayi terdapat suatu penyakit infeksi yang malah menjadi perantara virus antara ia dan ibunya? Apakah aman ibu yang menderita penyakit hepatitis menyusui bayinya?

bolehkah ibu yang menderita hepatitis menyusui bayi

Apakah penyakit hepatitis akan menular melalui ASI?

Hepatitis adalah salah satu penyakit infeksi yang bersifat menular. Penyakit hepatitis ini lebih terkena di Indonesia dengan nama penyakit kuning, hal tersebut dikarenakan memiliki salah satu gejala tubuh dan kulit menjadi menguning. Penyakit hepatitis memiliki berbagai jenis, tergantung dari proses penularannya dan tingkat keparahannya. Hepatitis memiliki 5 jenis hepatitis yaitu A, B, C, D, dan E. Dari semua penyakit hepatitis tersebut memiliki cara penularannya sendiri. Pada hepatitis A dan E ditularkan dengan melalui fecal-oral, sedangkan pada hepatitis B dan C cara penularannya hampir sama dengan penyakit HIV/AIDS yakni dengan melalui pertukaran suatu cairan didalam tubuh seperti darah dan air liur. Hepatitis yang mungkin ditularkan yaitu hepatitis A, B dan C.

Maka dari itu, bagi ibu yang menderita penyakit hepatitis kemungkinan bisa menularkan virus hepatitis tersebut pada anaknya dengan melalui berbagai hal termasuk menyusui.

| Artikel terkait : Obat Hepatitis

Menyusui ketika mengidap penyakit hepatitis A

Hepatitis A merupakan jenis penyakit hepatitis yang paling sering terjadi dan dapat menular dengan melalui kontaminasi makanan, air minum, serta dari orang ke orang. Pada penyakit ini ditandai dengan timbulnya gejala kehilangan nafsu makan, mual, muntah, demam, dan penyakit kuning. Sebenarnya bayi baru lahir jarang mengidap hepatitis. Selain itu juga, penyakit hepatitis A jarang menjadi akut dan fatal, serta tidak bisa menjadi penyakit yang kronis.

Pada umumnya, sang ibu bisa memberikan ASI pada bayi dan tidak perlu khawatir terjadi penularan, karena hepatitis A tidak menular dengan melalui ASI dan tidak ditemukan virus hepatitis A didalam ASI.

Menyusui ketika mengidap penyakit hepatitis B

Hepatitis B merupakan jenis penyakit hepatitis yang bisa ditularkan dengan melalui kontak seksual, sama halnya seperti pada penyakit HIV/AIDS. Pada seorang bayi baru lahir bisa saja terkontaminasi dengan virus hepatitis B yang disebabkan terkena darah ibu yang terkontaminasi saat ia lahir. Tanda-tanda yang muncul yaitu kulit dan mata akan berubah menjadi menguning, kehilangan nafsu makan, mual dan muntah, serta campak. Penyakit hepatitis B ini dapat berkembang menjadi penyakit yang kronis bahkan dapat mengakibatkan gangguan pada hati yang lebih parah seperti sirosis dan kanker hati.

Hepatitis B ini berbeda dengan hepatitis A, yang telah terbukti didalam ASI. Bayi dapat terlindungi dari adanya virus hepatitis B apabila bayi telah diberikan vaksinasi hepatitis B. Karena vaksin tersebut akan lebih baik diberikan ketika setelah bayi dilahirkan, sehingga akan melindungi bayi yang memang beresiko terkena penyakit hepatitis B atau tidak.

Apabila sang ibu telah positif menderita penyakit hepatitis B, maka diharuskan untuk segera memberikan vaksin hepatitis B pada anak 12 jam pertama setelah kelahiran, lalu saat bayi yang berusia 1 atau 2 bulan dan berusia 6 bulan. Ketika bayi sudah berusia 9 hingga 18 bulan, maka diharuskan pemeriksaan lagi pada dokter guna untuk menangani apakah terkena virus hepatitis B positif.

Menyusui ketika mengidap penyakit hepatitis C

Berbeda dengan jenis penyakit hepatitis lainnya. Pada penyakit hepatitis C ini akan menimbulkan gejala apapun. Pada beberapa kasus yang telah terjadi, gejala yang timbul hanya datang lalu menghilang. Rata-rata sekitar dari penderita 50% penderita hepatitis C adalah orang yang pernah mengalami atau memiliki riwayat penyakit sirosis atau penyakit hati kronis lainnya. Virus hepatitis C yang tertular dengan cara melalui kontak cairan tubuh yang mengalami penyakit hepatitis C. Melakukan aktivitas seksual, pemakaian obat-obatan terlarang yang menjadi sarana penularan hepatitis C, dan menggunakan jarum secara bergantian.

Seorang ibu yang mengalami penyakit hepatitis C, tidak akan ditemukan virus hepatitis C didalam ASI. Akan tetapi Centers for Disease Control Prevention telah menganjurkan bahwa untuk berhenti memberhentikan ASI apabila puting pada ibu telah mengalami luka atau berdarah. Karena hal tersebut dikhawatirkan virus hepatitis C dapat menular dengan melalui darah.

Related post :

| Bolehkah Ibu Yang Menderita Hepatitis Menyusui Bayi?

Mengenal Jenis-jenis Penyakit Hati Keturunan

Hati merupakan organ tubuh yang sangat penting karena memiliki banyak fungsi. Mulai dari metabolisme lemak, membuang racun, melawan infeksi, pembekuan darah dan fungsi lainnya.

Terdapat dua jenis penyakit hati turunan yang paling umum terjadi, yaitu Hemokromatosis dan Alpha-1 Antitrypsin. Apabila dokter telah mendiagnosis seseorang memiliki salah satu penyakit hati turunan tersebut, maka sebaiknya diharuskan untuk mempelajari lebih lanjut mengenai penyakit ini. Saat sudah memiliki pengetahuan tentang penyakit ini, maka Anda dapat melakukan pengontrolan serta bisa lebih memotivasi diri dalam proses pengobatan dan juga dalam membantu orang lain untuk mencegah terkena resiko penyakit turunan ini.

Untuk lebih lengkapnya, mari kita bahas mengenai jenis-jenis penyakit hati turunan berikut ini.

mengenal jenis penyakit hati keturunan

Apa itu Hemokromatosis?

Hemokromatosis adalah suatu penyakit yang dimana zat besi dikumpulkan didalam hati dan organ lainnya. Pada penyakit ini merupakan salah satu penyakit turunan yang paling umum. Jika salah satu anggota keluarga mengalami penyakit ini, maka anggota keluarga lainnya juga akan beresiko mengalami penyakit turunan ini. Morbiditas akan mencapai satu dalam setiap 200 orang memiliki penyakit turunan hemokromatosis.

Bentuk sekunder hemokromatosis tidak genetik disebabkan oleh adanya penyakit lain, seperti thalassemia, kelainanpada darah genetik yang dapat menyebabkan anemia. Zat besi yang berlebih terkait dengan hemokromatosis akan lebih sering mempengaruhi pada pria dibandingkan wanita. Karena wanita mengalami kehilangan darah dengan melalui menstruasi, dan tidak mungkin menunjukkan tanda-tanda kelebihan zat besi hingga setelah masa menopause. Hal itu berarti bahwa pada pria akan beresiko lebih tinggi mengalami penyakit ini.

Tanda-tanda hemokromatosis

  • Penyakit hati
  • Kelelahan
  • Nyeri sendi
  • Penurunan berat badan tanpa sebab
  • Sakit perut
  • Penggelapan kulit sering disebut sebagai “bronzing”
  • Kehilangan gairah seksual

Selain itu, seseorang yang mengalami hemokromatosis juga memiliki tanda-tanda penyakit diabetes dan penyakit jantung serta dapat mengalami perkembangan penyakit hati, sirosis, atrofi testis dan infertilitas.

| Artikel terkait : Obat Hepatitis

Bagaimana cara mendiagnosis hemokromatosis dan cara pengobatannya?

Jika seseorang telah didiagnosis mengalami penyakit hemokromatosis maka hal yang harus dilakukan yaitu melakukan tes darah guna untuk mencari kelebihan zat besi didalam darah. Apabila telah ditemukan kelebihan zat besi, maka tes darah genetik (tes DNA hemokromatosis) dapat dilakukan. Tes genetik juga dapat digunakan untuk memeriksa anggota keluarga yang telah diduga memiliki tes genetik positif. Tujuannya yaitu untuk menghilangkan kelebihan zat besi dari tubuh, serta dapat mengurangi gejala atau komplikasi yang telah dihasilkan dari penyakit tersebut.

Kelebihan zat besi akan dihilangkan dari tubuh dengan prosedur yang disebut phlebotomy. Selama prosedur tersebut dilakukan, satu setengah liter darah akan dikeluarkan dari dalam tubuh setiap minggu dalam jangka waktu hingga dua sampai tiga tahun sampai penumpukan besi berkurang. Setelah pengobatan ini dilakukan, maka phlebotomies akan berkurang.

Untuk menjaga supaya kadar zat besi tetap rendah, maka sebaiknya hindari zat besi yang sering ditemukan didalam vitamin. Apabila memiliki hemokromatosis, maka dokter atau ahli gizi dapat membuat diet yang tepat. Selain itu juga harus menghindari minuman alkohol. Apabila seseorang telah mengalami penyakit sirosis, maka akan lebih tinggi mengalami kanker hati, yang akibatnya diharuskan untuk melakukan skrining guna untuk kanker yang akan dilakukan secara teratur.

Lalu apa itu Alpha-1 Antitrypsin?

Pada jenis penyakit turunan ini, protein hati yang mengalami signifikan dikenal sebagai alpha-1 antitrypsin yang dapat mengalami kekurangan ataupun berada pada tingkat yang rendah dari jumlah normal didalam darah. Seseorang yang memiliki alpha-1 antitrypsin maka mampu menghasilkan protein ini, akan tetapi pada penyakit ini proses pencegahannya akan memasuki pada aliran darah sehingga akhirnya akan terakumulasi didalam hati.

Alpha-1 antitrypsin mengandung protein guna untuk melindungi organ paru-paru yang mengalami kerusakan akibat dari enzim alami. Saat tingkat protein yang terlalu rendah atau tidak, maka paru-paru akan mengalami rusak sehingga dapat menyebabkan kesulitan untuk bernafas serta tidak sedikit orang yang berakhir dengan kondisi emfisema, bahkan dapat beresiko terkena penyakit sirosis.

Gejala Alpha-1 Antitrypsin

Seseorang yang mengalami penyakit hati turunan Alpha-1 Antitrypsin akan merasakan sesak nafas atau mengi, karena itu gejala pertama yang Anda rasakan yaitu pada organ paru-paru. Selain itu akan mengalami penurunan berat badan secara drastis dan dada berbentuk tong, yang pada umumnya terkait dengan kemunculan emfisema. Ketika penyakit berlangsung, maka gejala tertentu dari emfisema atau sirosis yaitu meliputi :

  • Batuk kronis
  • Kelelahan
  • Pembengkakan pada pergelangan kaki dan kaki
  • Penyakit kuning
  • Cairan di perut (ascites)

Cara Mendiagnosis kekurangan Alpha-1 Antitrypsin dan cara mengobatinya

Seseorang yang mengalami beberapa tanda-tanda fisik seperti dada berbentuk tong atau masalah pada pernafasan, dokter pun mungkin akan menduga bahwa Anda mengalami penyakit Alpha-1 Antitrypsin. Dokter akan memberikan saran untuk melakukan tes darah.

Salah satu pengobatan yang dapat dilakukan yaitu dengan cara mengganti protein dalam aliran darah, karena tidak ada pengobatan yang pasti untuk menyembuhkan penyakit tersebut. Selain itu juga untuk mengobati penyakit tersebut harus melibatkan pengobatan terhadap komplikasi seperti emfisema dan sirosis, karena ini termasuk pada antibiotik guna untuk memerangi pada infeksi pernafasan, menghirup obat supaya dapat bernafas lebih mudah dan mengurangi pada penumpukan cairan didalam perut.

Sebaiknya Anda harus menghindari minuman alkohol, berhenti merokok, serta konsumsi makanan yang sehat. Sehingga dari semua kebiasaan tersebut maka dapat membantu dalam menjaga gejala dan juga komplikasi supaya tidak menjadi lebih parah.

Telah kita ketahui bahwa penyakit ini dapat mempengaruhi pada organ paru-paru serta akan lebih rentan terhadap infeksi pernafasan. Oleh karena itu, dokter akan menyarankan untuk melakukan vaksinasi flu dan pneumonia guna untuk membantu dalam mencegah infeksi tersebut.

Apakah penyakit hati turunan ini sangat berbahaya?

Dengan melalkukan perawatan yang tepat, maka biasanya hemokromatosis dan kekurangan alpha-1 tidak akan fatal. Tetapi suatu komplikasi yang terkait dengan penyakit ini dapat menyebabkan kondisi yang fatal. Sehingga hal ini sangat penting bagi orang-orang yang memiliki penyakit hati turunan ini untuk melakukan hal-hal yang dapat membuat mereka supaya tetap sehat.

| Mengenal Jenis-jenis Penyakit Hati Keturunan

Panduan Dalam Menjaga Kehamilan Jika Terkena Infeksi Hepatitis

Tidak sedikit ibu hamil yang sama sekali tidak sadar bahwa mereka telah mengalami infeksi virus hepatitis. Biasanya gejala yang terjadi hanya dirasakan samar-samar atau bahkan tidak muncul sama sekali. Hal tersebut tentunya apabila terdiagnosis memiliki hepatitis ketika hamil, salah satu kekhawatiran terbesar yaitu dampak pada kehamilan juga pada anak yang ada didalam kandungan. Pada artikel ini, mari kita tuntaskan berbagai pertanyaan mengenai hepatitis saat hamil.

Panduan menjaga kehamilan jika terkena hepatitis

Kenapa pada ibu hamil harus mewaspadai terhadap penyakit hepatitis?

Hepatitis merupakan suatu kondisi peradangan hati yang serius bahkan bersifat menular. Pada penyakit ini diakibatkan oleh adanya virus hepatitis. Terdapat beberapa virus hepatitis, diantaranya hepatitis A, hepatitis B, dan hepatitis C. Apabila kondisi ini tidak ditangani dengan baik, maka penyakit hepatitis ini dapat menyebabkan penyakit yang cukup parah, terjadinya kerusakan pada hati, bahkan kematian. Ibu hamil yang mengalami penyakit hepatitis ini bisa menyebarkan virus ke bayinya.

Hepatitis B dan C adalah jenis penyakit hepatitis yang sangat umum terjadi selama masa kehamilan. Hepatitis B yang juga merupakan bentuk hepatitis paling sering ditularkan dari ibu ke bayi, sehingga mengalami resiko yang lebih besar apabila berada di negara berkembang. Sekitar kurang lebih 90% pada wanita hamil dengan mengalami infeksi hepatitis B akut akan mewarisi virus tersebut. Sementara kurang lebih 10-20% pada wanita yang terkena infeksi hepatitis B kronis akan terjadi penularan. Sekitar 4% yang terjadi pada ibu hamil yang terkena infeksi virus hepatitis C akan menyebarkan pada bayi mereka. Resiko terjadinya penyebaran penyakit dari ibu ke anak akan terkait dengan seberapa banyaknya jumlah virus (viral load) dari dalam tubuh sang ibu.

Bagaimana ibu hamil bisa terkena penyakit hepatitis?

Hepatitis B dan C akan menyebar melalui darah dan juga cairan tubuh yang telah mengalami infeksi seperti cairan vagina atau air mani. Hal tersebut terjadi dari hubungan seks tanpa menggunakan alat pengaman seperti kondom dengan orang yang telah mengalami infeksi, atau penggunaan jarum suntik bekas yang telah digunakan oleh seseorang yang telah terinfeksi, baik pada jarum suntik obat-obatan, jarum tato, ataupun jarum suntik medis yang tidak steril. Tetapi hal tersebut akan beresiko terkena hepatitis C dengan melalui hubungan seks yang tergolong rendah jika hanya memiliki satu pasangan untuk waktu yang lama.

Sedangkan penyakit hepatitis C akan sering terjadi pada orang yang lahir antara tahun 1945 dan 1965. Untuk mengetahui alasan ini maka semua orang yang ada di kelompok ini harus diuji untuk infeksi hepatitis C.

Apa saja dampak penyakit hepatitis saat hamil pada kesehatan?

Infeksi penyakit hepatitis B bisa saja akan sembuh dalam beberapa minggu tanpa melakukan pengobatan. Sehingga ibu hamil yang terbebas dari virus hepatitis B akan menjadi lebih kebal. Kehamilan tidak akan mempercepat pada proses penyakit atau memperburuknya, meskipun apabila hati telah terbebani dan terluka dengan sirosis, maka hal ini dapat meningkatkan resiko ibu hamil mengalami perlemakan hati. Perlemakan hati selama kehamilan terkait karena kekurangan enzim yang biasanya diproduksi oleh hati. Kondisi tersebut akan cepat menjadi parah bahkan dapat mempengaruhi pada anak yang belum lahir karena kekurangan enzim tersebut.

Selain itu bisa terjadi komplikasi lainnya seperti batu empedu, yang dapat menimbulkan penyakit kuning selama kehamilan. Kantung empedu mengosongkan diri lebih lambat selama kehamilan, hal ini berarti cairan empedu yang menggenang lebih lama di bagian hati sehingga batu empedu beresiko akan meningkat.

Apabila menderita penyakit hepatitis B saat hamil, kemungkinan akan lebih rentan mengalami ketuban pecah sejak dini, diabetes gestasional, serta pendarahan berat di akhir kehamilan. Selain itu juga dapat mengalami peningkatkan resiko komplikasi persalinan seperti plasenta abrupsio dan kematian pada bayi saat lahir.

| Artikel terkait : Obat Hepatitis Pada Ibu Hamil

Lalu apa saja gejala penyakit hepatitis saat hamil?

Gejala hepatitis yang terjadi pada ibu hamil yaitu mual dan muntah, hilangnya nafsu makan, demam, sakit perut, selalu kecapean, sakit pada otot dan persendian serta penyakit kuning. Gejala mungkin tidak akan muncul selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun setelah terjadi infeksi, atau tidak mengalami gejala sama sekali.

Bagaimana cara mengatasi hepatitis saat hamil?

Pertama yang akan dilakukan yaitu menjalani serangkaian tes darah rutin termasuk untuk memeriksa virus hepatitis B (HBV). Apabila hasil tes tersebut negatif dan belum menerima vaksin hepatitis B, maka dokter akan menyarankan untuk melakukan imunisasi. Jika baru terpapar hepatitis pada selama kehamilan, maka akan diberi vaksin imunoglobulin berfungsi untuk mencegah penyakit ini. Vaksin ini sangat aman bagi ibu hamil dan juga bayi yang sedang berkembang.

Sementara itu, tidak ada vaksin yang tersedia untuk melindungi virus hepatitis C. Tetapi dengan cara menghindari jenis perilaku beresiko merupakan satu-satunya cara untuk mencegah infeksi tersebut. Apabila positif hepatitis C, maka tidak akan bisa mendapatkan obat standar yang digunakan untuk mengobati hepatitis tersebut ketika hamil.

Untuk persalinan yang normal ataupun caesar maka sama amannya bagi penderita hepatitis B dan C. Tidak ada perbedaan dari tingkat penularan yang diketahui ketika membandingkan kedua metode persalinan. Memiliki resiko sama saja terlepas dari apakah kelahiran akan terjadi melalui persalinan normal atau caesar.

| Panduan Dalam Menjaga Kehamilan Jika Terkena Infeksi Hepatitis

Benarkah Sering Kurang Tidur Dapat Meningkatkan Kanker Hati?

Anda sering mengalami susah tidur? Bisa jadi Anda mengalami insomnia atau gangguan tidur lainnya. Perlu diketahui bahwa biasanya seseorang yang sering kurang tidur akan menjadi mudah lelah serta kurang terlihat segar ketika bangun di pagi hari. Tetapi dampak kurang tidur tidak hanya itu. Menurut salah satu penelitian asal Taipei menyatakan bahwa seseorang yang tidur lewat dari jam 10 malam maka dapat meningkatkan resiko kanker hati hingga 98%. Apa yang menyebabkan hal itu terjadi? Simak selengkapnya berikut ini.

benarkah kurang tidur dapat meningkatkan kanker hati

Otak manusia mempunyai jam biologis sendiri yang tugasnya untuk mengatur ritme sirkadian pada tubuh. Peran jam biologis tersebut tidak hanya untuk mengatur pada waktu tidur saja, tetapi juga mengatur pada fungsi metabolisme tubuh supaya tetap berjalan dengan normal. Jika jam biologis tersebut mengalami gangguan atau terganggu maka secara otomatis fungsi dari berbagai organ tubuh akan ikut terganggu juga.

Menurut penelitian American Cancer Society, kaum pria akan lebih mudah mengalami kanker hati dibandingkan dengan kaum wanita. Dan hal ini juga dilakukan penelitian pada seekor tikus yang sama-sama mengembangkan karsinoma hepatoseluler (kanker hati yang paling umum) pada usia 78 minggu, tetapi hal ini lebih banyak terjadi pada tikus jantan.

Lalu bagaimana dampak dari kurang tidur yang menyebabkan kanker hati pada manusia?

Terjadinya gangguan pada jam biologis tubuh adalah sebagai efek dari kurang tidur yang akan menyebabkan mutasi genetik. Mutasi genetik tersebut akan membuat sel dalam tubuh berkembang menjadi kanker.

Supaya tidur Anda lebih cepat dan nyenyak, berikut ini ada beberapa tips supaya tidur teratur serta lebih mudah tidur, diantaranya :

  • Membuat jadwal tidur

Dengan mengatur jadwal tidur sedemikian rupa, guna untuk mendapatkan waktu tidur minimal 7 sampai 8 jam sehari. Bila perlu gunakan bantuan alarm untuk mengatur waktu mulai tidur dan bangun tidur.

  • Batasi tidur siang

Tidur di siang hari memang baik untuk tubuh. Tetapi jika waktunya terlalu lama maka dapat mengganggu pada jam tidur di malam hari. Oleh karena itu, sebaiknya untuk membatasi jam tidur di siang hari.

  • Mengatur jenis makanan dan minuman

Hindari untuk mengonsumsi makanan berat saat sebelum akan tidur termasuk minuman kafein dan minuman beralkohol. Karena minuman atau makanan tersebut akan membuat Anda tetap terjaga di tengah malam.

| Artikel terkait : Obat Hepatitis

  • Buat suasana tidur tenang

Dengan meredupkan lampu dan pastikan juga udara cukup sejuk supaya memicu rasa tenang dan juga mengantuk. Selain itu juga, Anda dapat melakukan berbagai aktivitas yang dapat membuat tubuh menjadi lebih santai seperti mandi atau relaksasi.

  • Tingkatkan aktivitas fisik

Melakukan aktivitas olahraga seperti dapat membantu meningkatkan kualitas tidur di malam hari. Akan tetapi hindari berbagai macam kegiatan yang terlalu berat ataupun aktif sebelum akan tidur supaya tidak lelah dan malah sulit untuk tidur.

  • Hindari stress

Kondisi seperti ini seringkali menjadi penyebab susah tidur. Terdapat beberapa hal yang dapat dicoba untuk mengurangi stress yaitu dengan melakukan mandi air hangat atau meditasi.

Berikut ini proses tubuh saat Anda tidur sebelum jam 9 malam :

  • Pukul 21.00-23.00 adalah waktu tubuh untuk membuang racun dibagian kelenjar
  • Pukul 23.00-01.00 adalah waktu tubuh untuk membuang racun dibagian hati
  • Pukul 01.00-03.00 adalah waktu tubuh untuk membuang cairan empedu
  • Pukul 03.00-05.00 adalah waktu tubuh untuk membuang racun dibagian paru-paru-p
  • Pukul 05.00 sangat dianjurkan untuk membuang air kecil supaya semua racun dapat keluar sepenuhnya dari tubuh dan waktu terbaik untuk melakukan aktivitas

Jika seseorang tidur lagi pukul 05.00 keatas, maka organ tubuh bisa mengacaukan pada fungsi hati serta dampak yang paling terasa yaitu pagi hingga siang tubuh akan merasa lemas dan mengantuk, sedangkan pada malam harinya tuuh akan terasa fit dan segar, bahkan tidak dapat tidur dimalam hari.

| Benarkah Sering Kurang Tidur Dapat Meningkatkan Kanker Hati?

Tips Melindungi Pasangan Supaya Tidak Tertular Hepatitis

Sangat penting bagi Anda dan juga pasangan untuk mempertimbangkan dalam mencegah adanya infeksi hepatitis B. Karena menularnya virus hepatitis B pada pasangan Anda didalam kehidupan sehari-hari memang sangatlah mungkin. Oleh karena itu kita harus mengetahui cara untuk melindungi orang yang kita sayang dari penyakit yang menular ini.

Apabila Anda telah didiagnosis mengalami penyakit hepatitis B, maka pasangan mungkin akan menjadi perawat, pendukung ataupun tempat untuk bersandar. Akan tetapi, meskipun menjadi pendukung setia, tidak akan menjamin dirinya aman dari penularan penyakit hepatitis tersebut. Karena dengan berada dekat dengan Anda yang hampir setiap waktu akan membuatnya sangat rentan untuk terkena infeksi virus hepatitis yang dimiliki oleh Anda.

tips melindungi pasangan supaya tidak tertular hepatitis

Sebelum membahas tips untuk melindungi pasangan dari penyakit hepatitis B, mari kita bahas terlebih dahulu mengenai cara penularan virus hepatitis B.

Cara penularan virus hepatitis B bisa dengan melalui darah, air mani, atau pada cairan tubuh lainnya yang terinfeksi dengan virus hepatitis B serta yang memasuki tubuh pasangan yang tidak terkena infeksi tersebut. Pasangan Anda bisa terkena infeksi virus dengan melalui aktivitas sehari-hari seperti berhubungan seks, alat suntik, menggunakan jarm, atau peralatan obat suntik lainnya. Bahkan dengan menggunakan barang-barang bersama seperti sikat gigi, alat cukur mungkin bisa terinfeksi. Selain itu juga, pasangan Anda bisa terinfeksi apabila melakukan kontak langsung dengan darah atau luka yang terbuka di bagian tubuh Anda, serta dapat terpapar darah yang terkena infeksi dari tusukan jarum atau benda tajam lainnya.

Berikut ini cara untuk melindungi pasangan supaya tidak tertular hepatitis :

1. Melakukan tes darah

Hubungan seksual yang merupakan salah satu utama dalam penularan adanya virus hepatitis. Sebagai pencegahan adanya suatu infeksi, maka diperlukan untuk mengingatkannya dengan dokter untuk melakukan tes darah guna untuk memeriksa apakah ia terinfeksi atau tidak. Meskipun kedua orang tersebut telah menjalankan cara untuk mencegah datangnya infeksi, tetapi tes darah juga sangat diperlukan.

Namun jika pasangan tidak terkena infeksi hepatitis B, maka hal yang harus dilakukan yaitu melakukan vaksin. Perlu diketahui bahwa vaksin dapat melindungi dari adanya virus hepatitis B. Setelah melakukan serangkaian suntikan, maka pasangan juga masih membutuhkan tes darah guna untuk memastikan bahwa ia terlindungi.

| Artikel terkait : Obat Hepatitis

2. Gunakan kondom saat berhubungan seks

Setelah pasangan telah diberikan vaksin, maka ada suatu keharusan bagi pasangan untuk menggunakan kondom lateks ketika berhubungan seks. Selain itu juga gunakan pelumas seks yang berbahan dasar air untuk menjaga supaya bahan kondom tersebut tidak cepat aur dan robek. Pelumas tersebut dapat mengurangi terjadinya luka goresan akibat dari gesekan pada penis atau bagian dalam vagina. Oleh karena itu pasangan harus menggunakan kondom dari awal hingga akhir aktivitas seksual. Setelah itu, apabila pasangan yang akan mengurus atau membuang alat pengaman yang telah dipakai, maka diharuskan untuk mengingatkan dalam melakukannya secara berhati-hati.

3. Menjalani pengobatan untuk pencegahan

Apabila pasangan Anda telah terpapar darah atau suatu cairan tubuh lainnya dengan tanpa sengaja, maka diharuskan untuk menjalani pengobatan pencegahan. Sangat penting bagi pasangan Anda untuk diberikan HBIG dan langsung menerima rangkaian vaksin hepatitis B, serta dianjurkan dalam 17 sampai 14 hari, maka ia bisa terlindungi dengan baik dari virus hepatitis B.

Itulah beberapa tips untuk melindungi pasangan supaya tidak tertular penyakit hepatitis B yang dapat kami sampaikan, semoga bermanfaat.

Related post :

| Tips Melindungi Pasangan Supaya Tidak Tertular Hepatitis

Ini Manfaat Melakukan Tes HBsAg Untuk Mendiagnosis Hepatitis B

Hepatitis B adalah salah satu jenis penyakit yang banyak ditemukan di Indonesia. Menurut Kementrian Kesehatan, pada tahun 2014 terdapat sekitar 28 juta penduduk Indonesia mengalami Hepatitis B. Maka dari itu sebagai salah satu cara untuk mendeteksi penyakit Hepatitis B dilakukan tes HBsAg (Hepatitis B Surface Antigen). Apabila dari hasil tes menunjukkan hasil yang positif, maka hal tesebut menandakan adanya virus hepatitis B didalam tubuh.

manfaat HBsAg untuk hepatitis B

Terkadang penyakit hepatitis B tidak terdeteksi, hal ini dikarenakan ada sebagian penderita yang tidak merasakan gejala saat terinfeksi virus hepatitis B. Berikut ini terdapat berbagai gejala yang terjadi pada penyakit hepatitis B, yaitu :

  • Kulit dan mata menguning
  • Mual dan muntah
  • Hilangnya nafsu makan
  • Nyeri perut
  • Demam
  • Lelah yang berkepanjangan
  • Kotoran berwarna keputihan
  • Urine berwa gelap

Untuk mendiagnosis secara tepat, maka dokter diperlukan untuk melakukan pemeriksaan secara fisik, tes fungsi hati dan serologi hepatitis B termasuk melakukan tes HBsAg dengan melalui sampel darah. Sebagai langkah untuk mendeteksi dan juga penanganan dini, maka tes HBsAg bagi ibu hamil dan bayi juga sangat penting dilakukan.

Hubungan Tes HBsAg dengan Hepatitis B

HBsAg merupakan protein yang terdapat pada permukaan virus hepatitis B. Jika tes HBsAg menunjukkan hasil positif maka artinya bahwa seseorang terkena infeksi virus hepatitis, bahkan kemungkinan virus tersebut dapat menular pada orang lain. Akan tetapi tes tersebut tidak bisa menjadi sautu patokan karena dari hasil HBsAg yang positif bisa terjadi dalam waktu 2 minggu pasca vaksinasi hepatitis B pada beberapa orang.

| Artikel terkait : Obat Hepatitis

Apabila diperlukan maka dapat dilakukan untuk melakukan tes tambahan guna untuk memastikan infeksi hepatitis B, yaitu tes Anti HBc, anti HBs dan IgM anti HBc. Dari semua tes tersebut maka dapat diperoleh hasil untuk memastikan penyakit hepatitis B yang sedang dialami, sekaligus untuk mengetahui hepatitis B yang telah diderita masuk ke tahap akut atau kronis.

Hepatitis Akut

Pada penyakit hepatitis B akut, hasil tes akan menunjukkan seperti :

  • HBsAg positif
  • Anti HBc positif
  • IgM anti-HBc positif
  • Anti-HBs negatif

Biasanya infeksi hepatitis B akut akan terjadi dalam waktu singkat, berkisar sekitar 1-3 bulan. Setelah mengalami infeksi hepatitis B, maka tubuh dapat kembali pulih sepenuhnya dalam kurun waktu beberapa bulan dengan adanya dukungan sistem kekebalan tubuh yang baik. Apabila sistem kekebalan tubuh tidak bisa melawan secara tuntas pada virus hepatitis B, maka akan berkembang menjadi hepatitis B kronis.

Hepatitis Kronis

Sedangkan pada hepatitis B kronis, hasil dari tes akan menunjukkan seperti :

  • HBsAg positif
  • Anti-HBc positif
  • IgM anti-HBc negatif
  • Anti-HBs negatif

Jika infeksi hepatitis B terjadi selama 6 bulan lebih maka kondisi ini termasuk hepatitis B kronis. Biasanya gejala yang akan terjadi lebih ringan atau bahkan tidak mengalami gejala dan sering kambuh. Apabila sistem kekebalan tubuh tidak optimal, maka sangat sulit untuk melawan infeksi virus hepatitis B. Atau bahkan seseorang yang menderita infeksi hepatitis B kronis dapat menderita penyakit ini sepanjang hidupnya. Sehingga kondisi tersebut dapat menyebabkan suatu komplikasi yang serius seperti sirosis dan kanker hati apabila tidak segera diobati.

Untuk mendapat perlindungan dari penyakit hepatitis B, maka sangat diperlukan untuk mendapatkan vaksinasi hepatitis B, menjalani pola hidup yang sehat, serta hindari perilaku yang beresiko seperti seks bebas dan juga berbagi memakai jarum suntik. Melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin termasuk pada tes HBsAg merupakan salah satu langkah yang penting dalam mendeteksi dini penyakit hepatitis B.

| Baca juga : Berbagai Alasan Hepatitis B Mudah Menyebar di Indonesia

| Ini Manfaat Melakukan Tes HBsAg Untuk Mendiagnosis Hepatitis B

Waspada ! Ini Dampak Minum Obat Sembarangan Pada Organ Hati

Obat memang sangat dibutuhkan ketika seseorang mengalami sakit, baik sakit ringan maupun sakit berat. Bahkan ada juga seseorang yang mungkin ketergantungan pada obat tertentu untuk mengontrol sakit yang sedang diderita.

Akan tetapi, sebaiknya gunakan obat tersebut yang sesuai dengan petunjuk penggunaannya. Mengkonsumsi obat yang tidak digunakan sesuai dengan aturan konsumsi maka dapat merusak pada organ tubuh termasuk pada hati. Karena hati merupakan salah satu organ tubuh yang terlibat dalam metabolisme obat didalam tubuh sehingga dampak dari obat yang dikonsumsi bisa terjadi pada hati.

waspada dampak minum obat sembarangan pada organ hati

Fungsi Organ Hati

Hati merupakan salah satu organ tubuh yang terletak pada bagian kanan atas rongga perut, dibawah diafragma dan di atas lambung, ginjal sebelah kanan serta usus. Fungsi hati yaitu dalam mengontrol kadar kimia dalam darah dan juga mengeluarkan empedu (yang memiliki peran penting dalam memecah dan menyerap lemak didalam tubuh). Selain itu organ hati juga terlibat dalam berbagai metabolisme zat gizi (lemak, karbohidrat dan protein), suplemen, obat dan lainnya yang dikonsumsi. Fungsi lain dari hati dapat membantu dalam membuang suatu sisa yang sudah tidak terpakai lagi oleh tubuh.

| Artikel terkait : Obat Hepatitis

Darah yang mengandung nutrisi dari makanan dan juga obat-obatan zat kimia dibersihkan dalam hati. Hal tersebut dilakukan dengan cara mengubah zat kimia yang memiliki potensi berbahaya menjadi tidak berbahaya. Lalu zat tersebut akan dikeluarkan dengan empedu supaya dihilangkan dari organ tubuh bersama dengan tinja, atau dikeluarkan oleh ginjal supaya dihilangkan dari tubuh melalui urine.

Lalu bagaimana dampak dari obat pada hati?

Zat kimia yang sudah tidak terpakai lagi oleh tubuh akan dikeluarkan oleh hati dan dihilangkan dari tubuh. Oleh karena itu hati berperan penting dalam proses metabolisme obat dalam tubuh. Apabila penggunaan obat merusak pada ogran hati, maka hal tersebut dapat mengganggu pada fungsi normal hati sehingga berbagai metabolisme dalam tubuh akan terganggu.

Mengkonsumsi obat sembarangan dapat langsung meruksak hati. Pada beberapa obat lain juga dapat diubah oleh hati menjadi bahan kimia yang dapat menyebabkan terjadinya luka pada hati secara langsung ataupun tidak langsung. Ada 3 cara obat yang dapat merusak hati yaitu tergantung pada dosis obat, alergi obat dan kerentanan hati pada seseorang terhadap obat.

Baca juga : Gejala Awal Kerusakan Hati yang Sering Diabaikan

Biasanya dampak dari obat pada hati tidak akan sampai menimbulkan bahaya apabila dikonsumsi sesuai anjuran. Pada obat-obatan yang diketahui memang cukup membahayakan terutama pada organ hati, akan mencantumkan seperti peringatan mengenai penggunaan bagi penderita gangguan organ hati. Maka dari itu biasakan untuk selalu membaca aturan pakai sebelum minum obat.

Berikut ini terdapat salah satu obat-obatan yang beresiko terjadi kerusakan hati :

Salah satu obat yang dapat merusak hati apabila dikonsumsi secara berlebihan yaitu Acetaminophen. Pada obat ini tersedia tanpa adanya resep dari dokter sehingga Anda dapat mengonsumsinya kapan saja. Tetapi Anda perlu memperhatikan cara penggunaan obat tersebut.

Seseorang yang mengonsumsi Acetaminophen dengan dosis tinggi dan terus menerus selama beberapa hari maka dapat menyebabkan kerusakan pada hati. Bagi Anda yang tidak mengalami gangguan kesehatan tubuh, disarankan untuk tidak mengonsumsi obat tersebut lebih dari 1000 mg per kali minum atau tidak boleh lebih dari 3000 mg per hari.

| Waspada ! Ini Dampak Minum Obat Sembarangan Pada Organ Hati

Kenali Ciri-Ciri Penyakit Hepatitis E

Hepatitis E adalah suatu infeksi pada organ hati akut yang berpotensi cukup serius yang disebabkan oleh adanya Virus HEV. Penyakit hepatitis memiliki beberapa jenis yaitu hepatitis A, B, C, D, E dan F. Dengan berbagai jenis penyakit tersebut maka tentunya memiliki gejala maupun penyebab yang berbeda-beda sesuai dengan tingkat dari jenis penyakit hepatitis yang telah diderita.

Ternyata penyakit hepatitis E merupakan jenis penyakit yang sangat mudah menyebar dalam lingkungan yang kotor serta tidak higienis. Biasanya penyebab timbulnya penyakit hepatitis tersebut dengan melalui makanan atau minuman yang sebelumnya telah terkontaminasi oleh virus hepatitis A. Maka dari itu kita harus selalu untuk memperhatikan makanan dan minuman yang akan kita konsumsi guna untuk menjaga kesehatan tubuh kita.

ciri-ciri penyakit hepatitis e

Penyebab penyakit hepatitis E ini hampir sama dengan hepatitis A. Resiko seseorang terkena infeksi HEV dapat meningkat apabila tinggal atau bepergian ke negara dengan kualitas yang buruk terutama pada wilayah yang sangat padat penduduknya. Selain itu juga, penyakit ini dapat ditularkan dengan melalui transfusi darah. Pada ibu hamil yang terinfeksi juga dapat menularkan virusnya kedalam janin yang ada didalam kandungan. Bahkan hepatitis E bisa menular dari hewan yang telah mengalami infeksi.

Hepatitis E yang bisa menyerang pada siapa saja, termasuk anak-anak. Biasanya seseorang yang telah terkena penyakit ini tingkat kematiannya cenderung rendah. Meskipun penyakit ini juga terkadang menjadi penyakit akut dan parah yaitu pada ibu hamil. Pada ibu hamil saat menginjak bulan ketiga sangat berhubungan dengan sindroma kegagalan fungsi hati fulminan. Berikut ini ciri-ciri penyakit hepatitis E.

| Artikel terkait :

Ciri-Ciri Penyakit Hepatitis E :

1. Menurunnya nafsu makan, sehingga penderita akan mengalami rasa mual dan ingin muntah apabila dipaksa untuk mengonsumsi makanan.

2. Warna kulit dan mata berubah menjadi kuning, dan wajah yang pucat.

3. Warna urine berubah menjadi gelap.

4. Penderita akan mengalami kelelahan, padahal tidak melakukan aktivitas tertentu.

5. Suhu badan akan menjadi tinggi, bahkan bisa mengalami demam yang berulang-ulang dalam jangka waktu tertentu. Selain itu juga akan merasakan kedinginan dan menggigil.

6. Penderita akan mengalami rasa nyeri pada otot dan sendi.

Apakah penyakit hepatitis E akan mengalami komplikasi?

Pada kebanyakan orang yang mengalami infeksi HEV sewaktu dewasa kemungkinan bisa pulih kembali dan hanya dengan komplikasi yang sedikit, karena angka kematian pada virus ini termasuk rendah. Tetapi pada kasus langka adanya infeksi ini dapat menyebabkan gagal hati yang mengancam pada kematian. Perlu diketahui bahwa penyakit ini sangat beresiko pada ibu hamil.

Pencegahan Hepatitis E

Sebaiknya untuk tidak sembarangan mengonsumsi air yang tidak bersih atau makanan mentah yang tidak dikupas. Hal ini termasuk pada buah-buahan maupun pada sayuran yang biasanya hanya dibilas saja. Alangkah baiknya untuk meminum air rebusan. Biasakan untuk selalu mencuci tangan sebelum makan dan setelah dari toilet sebagai bagian dari kebiasaan sehari-hari.

| Kenali Ciri-Ciri Penyakit Hepatitis E

5 Manfaat Olahraga Untuk Penderita Hepatitis

Tahukah Anda bahwa dengan melakukan olahraga ternyata dapat membantu untuk mengobati berbagai penyakit, dan salah satunya yaitu hepatitis. Olahraga merupakan suatu aktivitas yang dapat melancarkan sistem peredarah darah dan juga mengeluarkan racun dalam tubuh melalui keringat. Olahraga yang sangat penting dalam menjaga kesehatan tubuh, tetapi tidak banyak orang yang melakukan olahraga secara rutin.

Olahraga yang dapat memperbaiki tubuh dan juga kesehatan secara keseluruhan, terutama pada orang yang menderita penyakit kronis seperti hepatitis.

manfaat olahraga untuk penderita hepatitis

Berikut ini 5 manfaat olahraga bagi penderita hepatitis :

1. Meningkatkan masa otot

Olahraga merupakan cara terbaik untuk memperkuat otot tubuh. Apabila melakukan olahraga secara teratur maka dapat mempertahankan berat badan yang sehat. Memiliki berat badan yang berlebihan akan meningkatkan jumlah sel lemak pada hati yang dapat menyebabkan penyakit perlemakan hati bahkan kerusakan hati. Berat badan yang berlebih juga merupakan suatu alasan pemicu terjadinya resistensi insulin dan juga diabetes tipe 2.

2. Menguatkan sistem kekebalan tubuh

Olahraga yang menstimulasi sel-sel darah putih yang bergerak kedalam tubuh. Antibodi yang diaktifkan ini akan dihasilkan oleh hormon yang bekerja untuk memperingatkan tubuh supaya bisa melindungi diri dari virus seperti pilek dan juga flu. Namun terlalu banyak antibodi juga akan memberikan efeknya, oleh karena itu sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter. Untuk melakukan penyesuaian maka diharuskn untuk mengetahui terlebih dahulu kadar darah lengkap (CBC) terakhirnya. Maka pelajaran yang harus diambil yaitu melakukan olahraga dapat memperkuat pada setiap bagian tubuh, bahkan pada sistem kekebalan tubuh yang mengalami lemah.

3. Membakar kalori

Pada sebagian orang akan kesulitan untuk menjaga berat badan ketika menderita hepatitis. Hal ini karena hati yang tidak akan memproses protein dan juga karbohidrat secara efektif. Dengan melakukan olahraga maka tubuh akan bekerja secara efektif.

| Artikel terkait : Obat Hepatitis

4. Memberikan energi

Ternyata dengan melakukan olahraga dapat membantu untuk mempertahankan kesehatan dengan seiringnya waktu serta dapat memberikan dorongan energi yang dibutuhkan untuk beraktivitas seperti biasanya.

5. Meningkatkan mood

Menurut penelitian yang telah dilakukan bahwa adanya kaitan langsung antara depresi dan juga virus hepatitis C yaitu sebagai akibat dari obat-obatan dan gejalanya. Pada selama olahraga, tubuh akan menghasilkan endorfin yang dapat memblokir reseptor nyeri serta akan menghasilkan perasaan fisik yang sehat. Pada hormon tersebut seperti sedatif yang memang telah terbukti dapat mengurangi stres. Melakukan olahraga ringan seperti berjalan kaki juga akan berdampak baik pada kesehatan otot.

Dengan melakukan olahraga secara rutin, maka akan berdampak baik bagi kesehatan terutama bagi penderita hepatitis. Apalagi dengan mengikuti program latihan yang dianjurkan oleh dokter, maka akan sangat membantu dalam pengobatan hepatitis tersebut.

| 5 Manfaat Olahraga Untuk Penderita Hepatitis